YOGYA – Dalam upaya memperkuat strategi adaptasi dan inovasi menghadapi tantangan ekonomi global dan regional, Bank BPD DIY berkolaborasi dengan ISEI DIY menggelar Seminar Outlook Perbankan 2026 bertajuk "Strategi Adaptasi dan Inovasi di Tengah Risiko Dinamika Global dan Regional” pada Selasa (28/10) di Ruang Rapat Istimewa, Lantai 7 Kantor Pusat PT Bank BPD DIY. Melalui seminar ini, Bank BPD DIY menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah, mendorong transformasi digital, serta memperluas kolaborasi lintas sektor.
Kegiatan ini dihadiri oleh Komisaris Utama PT Bank BPD DIY Ainun Naim, Komisaris Beny Suharsono, Direktur Utama Santoso Rohmad, Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah R. Agus Trimurjanto, Direktur Umum Hudan Mulyawan, Direktur Kepatuhan Dian Ari Ani, serta para pejabat Bank BPD DIY. Hadir pula Ketua ISEI DIY Didi Achjari, sejumlah akademisi, dan praktisi sektor keuangan serta tamu undangan.
Seminar ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi global dan regional tahun 2026, mengidentifikasi tren dan peluang bisnis perbankan, serta membahas mitigasi risiko yang mungkin muncul. Topik utama yang dibahas meliputi kebijakan regulator, proyeksi makroekonomi, potensi sektor prioritas, serta peluang digitalisasi dan ekonomi berkelanjutan (ESG).
Baca Juga: Keluarga Christiano Tarigan Curhat di Tengah Penghakiman Publik
Komisaris Utama Bank BPD DIY, Ainun Naim selaku keynote speaker menyampaikan pentingnya kesiapan sektor perbankan menghadapi tantangan ekonomi ke depan. “Kita tengah memasuki era dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Namun dengan sistem manajemen yang kuat dan nilai-nilai organisasi yang terjaga, saya yakin kita mampu mengantisipasi berbagai guncangan ekonomi, baik nasional maupun global,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ainun menekankan sektor pendidikan dan pariwisata menjadi pilar penting ekonomi DIY yang perlu terus diperkuat. "Apapun yang terjadi, pendidikan harus tetap berjalan, dan sektor ini terbukti paling stabil. Karena itu, Bank BPD DIY perlu terus mempertahankan perannya dalam mendukung pembiayaan sektor pendidikan, pariwisata, dan infrastruktur interkoneksi antarwilayah,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad menyatakan, Bank BPD DIY terus memperkuat perannya sebagai entitas keuangan daerah yang berkomitmen terhadap pembangunan ekonomi regional. Bank BPD DIY mempersiapkan diri menghadapi dinamika ekonomi 2026 melalui penguatan strategi yang sejalan dengan visi-misi Gubernur DIY, terutama terkait reformasi kalurahan dan pengembangan kawasan selatan.
Baca Juga: Ketua AWMI Serukan Generasi Muda Bersatu Menghadapi 'Kolonialisme Digital'
Ketua ISEI DIY Didi Achjari memberikan apresiasi atas inisiatif Bank BPD DIY dalam menyelenggarakan forum strategis tersebut. Menurutnya, sinergi antara dunia akademik, otoritas moneter, dan industri perbankan daerah sangat penting di tengah ketidakpastian global. Seminar seperti ini memberikan nilai strategis bagi perumusan kebijakan dan strategi bisnis lembaga keuangan daerah.
“Dalam penyusunan rencana strategis perbankan ke depan, pemahaman terhadap asumsi makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan stabilitas ekonomi menjadi pondasi penting bagi pengambilan keputusan yang tepat. ISEI DIY berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi melalui riset dan perspektif akademik guna memperkuat daya saing dan inovasi Bank BPD DIY di era digital,” paparnya.
Adapun pembicara seminar meliputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Sri Darmadi Sudibyo, Dosen FEB UGM sekaligus Ketua Bidang VII Pengurus Pusat ISEI Muhammad Edhie Purnawan, dan Principal Expert Solution Telkom Indonesia Inu Wikantiyoso, dengan moderator Koordinator Humas dan Publikasi ISEI DIY, Ronny Sugiantoro.
Baca Juga: Christiano Tarigan Bacakan Pembelaan, Saya Bukan Pemabuk dan Pembunuh Tapi Mahasiswa Berprestasi
Dalam paparannya, Sudibyo mengungkapkan prospek ekonomi DIY tahun 2026 tetap positif, dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ditopang oleh aktivitas domestik, ekspor, dan sektor pariwisata. Ia menambahkan, inflasi diperkirakan terkendali, sementara pertumbuhan kredit dan DPK menunjukkan likuiditas yang memadai. Digitalisasi pembayaran melalui QRIS juga tumbuh signifikan. Selain itu, pentingnya literasi keuangan dan digitalisasi UMKM turut menjadi faktor kunci dalam memperkuat ketahanan ekonomi lokal.
Senada, Ketua Bidang VII Pengurus Pusat ISEI Muhammad Edhie Purnawan menilai, pertumbuhan ekonomi DIY yang kuat pada 2025, ditambah kelanjutan proyek infrastruktur dan pariwisata, akan mendorong pertumbuhan kredit 2026 tetap positif di kisaran menengah hingga tinggi satu digit. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kualitas aset, likuiditas, serta mengantisipasi gejolak global agar stabilitas sektor keuangan daerah tetap terjaga. (Ira)