BI Rate Tetap 4,75 Persen

Photo Author
- Rabu, 19 November 2025 | 18:00 WIB
ilustrasi logo bank indonesia (istimewa)
ilustrasi logo bank indonesia (istimewa)

Pada triwulan IV 2025, pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat didukung stimulus fiskal melalui implementasi proyek prioritas dan Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah 2025 serta bauran kebijakan Bank Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh lebih tinggi didorong kenaikan ekspektasi penghasilan, khususnya pada kelompok menengah ke bawah, sejalan tambahan bantuan sosial Pemerintah serta kenaikan mobilitas dan aktivitas masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen , dan akan meningkat pada 2026.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang bersinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dengan tetap menjaga stabilitas,” ujarnya.

Sementara untuk Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap terjaga baik sehingga mendukung ketahanan eksternal.

Pada triwulan III 2025, transaksi berjalan diprakirakan mencatat surplus sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas, ditopang oleh ekspor minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swiss, serta batu bara ke Tiongkok. Sementara dari transaksi modal dan finansial, penanaman modal langsung diprakirakan tetap positif sejalan prospek ekonomi domestik yang tetap baik sedangkan investasi portofolio diprakirakan mengalami net outflows seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Pada triwulan IV 2025, investasi portofolio hingga 17 November 2025 membaik yang mencatat net inflows sebesar 1,8 miliar dolar AS terutama ditopang aliran masuk investasi ke saham.

Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 meningkat menjadi sebesar 149,9 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Secara keseluruhan, NPI 2025 diprakirakan tetap berdaya tahan, dengan transaksi berjalan keseluruhan tahun 2025 diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,1 persen sampai dengan defisit 0,7 persen dari PDB. NPI pada 2026 diprakirakan tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat serta aliran modal yang meningkat sejalan prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik,” ujarnya. (Lmg)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X