"Perdagangan secara virtual lebih digemari, kehadiran AI lebih cepat dibanding kesiapan dan kampus masih lambat mengadopsi teknologi," ujarnya.
Selanjutnya Dr Roni Sulistyanto menegaskan Pemilu serentak 2024 berpengaruh dalam pengembanhan potensi ekonomi. Namun Pemilu yang tidak bersih berdampak pada tujuan tertentu seperti mahar politik yang mahal, biaya kampanye yang tinggi, biaya pemungutan suara, dan lain-lain.
"Upaya meningkatka. investasi dengan kepastian hukum. Hegemoni/dominasi kekuasaan yang terua berlanjut berakibat tidak adanya terobosan baru dalam pembangunan hukum akibat tidak adanya sirkulasi elit dalam menjalankan fungsi legislasi di Pusat dan Daerah," ujarnya.
Ditutup pernyataan Puji Qomariyah yamg menyatakan kebudayaan dalam, bentuk seni bisa menjadi alat diplomasi politik seperti kerjasama DIY dan Jawa Barat terjalin baik karena pertukaran seni budaya.
"Hanya saja yang harus dihindari adalah penyalahgunaan seni budaya untuk black campaign dengan memperlebar perbedaan, identitas dan lainnya," tandas Puji.
Baca Juga: Pastikan Pelayanan Optimal, Top Manajemen BSI Tinjau Layanan Akhir Tahun dan Tahun Baru di Cabang
Diskusi terbatas yang berlangaung segar ini mendapat tanggapan dari beberapa peserta diantaranya dari tamu undangan Wakil Ketua Kadin DIY Wawan Harmawan dan Pengurus ISEI DIY Dr Rudy Badrudin MSi yang pada dasarnya masih tetap menyimpan rasa optimisme untuk perkembangan yang baik di bidamg Politik Sosial Hukum Budaya, Pertahanan dan Keamanan Indonesia tahun 2024.
"Optimis jika Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik, jangan sampai terjadi seperti Pilpres di AS dimana karena banyak yang tidak memberikan hak suara justri yang menang yang tidak diharapkan, apalagi data-data pertumbuhan ekonomi mendukung," ujarnya. (Vin)