keuangan

Wujudkan UMKM DIY Melek Digital Perlu Kolaborasi Bersama

Rabu, 31 Januari 2024 | 16:50 WIB
Adinova F, Wisnu H dan Aditia G Nelwan (dari kiri-kanan). (Foto: Fira N)

KRjogja.com - SLEMAN - Pemerintah menarget mencetak satu juta wirausaha, pada 2024, sedangkan DIY membidik melahirkan 10 ribu wirausaha baru setiap tahunnya. Tidak hanya sekedar menelorkan wirausaha baru semata, pelaku usaha di DIY harus melek digital agar naik kelas dengan kolaborasi semua pihak.

Kepala Bidang Layanan Bidang Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan mengatakan seluruh pelaku UMKM DIY yang telah bergabung dalam Si Bakul Jogja otomatis dinyatakan telah melek digital berdasarkan logika pemerintah. Namun dari 345 ribu UMKM DIY, menurutnya baru sepertiga dari jumlah tersebut melek digital.

"Maksudnya UMKM melek digital ini sudah bergabung di laman-laman marketplace seperti Tokopedia dan sebagainya. Jika kita pakai OSS sekitar 130 ribu dan apabila menggunakan versi BPS terdapat sekitar 500 ribuan UMKM. Semisal UMKM.yang mendaftarkan diri sebagai anggota Si Bakul, hanya setengahnya saja yang lolos," tuturnya usai Talkshow Diskusi Public di Ruang Seminar Lantai 2 FBE UAJY, Rabu (31/01/2024).

Baca Juga: Pengelolaan Perumda BPR Bank Purworejo Diambil Alih LPS

Diskusi publik bertema Membangun Kemampuan Digital UMK yang berdaya saing tinggi dan Inklusif di Yogyakarta ini diikuti peserta dari kalangan pelaku UMKM. Diskusi ini terselenggara atas kerjasama FBE UAJY, Centre For Strategic and International Studies, serta Tokopedia.

Wisnu mengungkapkan semua produk UMKM yang ingin masuk menjadi anggota Si Bakul harus seleksi terlebih dahulu karena tidak semua produk memenuhi kriteria. Utamanya memenuhi kualitas dan keamanan produk, agar ada sebuah keterikatan antara penjual dengan konsumen. Sebab sekali konsumen dikecewakan maka vitalnya kemana-mana sehingga sangat dijaga. Terkait UMKM sendiri, sistemnya pun dikembangkan.

"Kemampuan digital UMKM salah satunya tergantung dari kemampuan Kewirausahaan UMKM sendiri. Sehingga pelaku UMKM mempunyai keberanian mengambil keputusan secara cepat dan berani mengambil resiko. Mereka juga relatif cepat dalam adaptasi teknologi digital," tandasnya.

Rasio kewirausahaan di DIY sendiri disebut Wisnu sudah mencapai 4 persen pada awal 2023. Jika di Pulau Jawa, DIY menepati urutan kedua setelah DKI Jakarta sehingga cukup mempunyai nilai tawar yang bagus. Artinya banyak wirausaha itu tumbuh di DIY dan menjadi investasi apabila berbicara masa depan wirausaha itu tumbuh dari DIY nantinya

"Dengan rasio tersebut, target melahirkan wirausaha baru di DIY sudah mampu dipenuhi dan bahkan terlampaui. Target kita sendiri tumbuh sekitar 10 ribu per tahun dengan kerja bareng lintas sektor," imbuhnya.

Senior Lead Public Affairs Tokopedia Aditia Grasio Nelwan menyampaikan pihaknya rutin memberikan pelatihan ke daerah - daerah untuk membantu UMKM melek digital. Program tersebut bernama Kelas Maju Digital yang spesifik memberikan pelatihan dan pembekalan kepada pemilik usaha di daerah untuk belajar penggunaan Tokopedia berikut penjualannya.

Baca Juga: 11 Fakta Menarik Dokter Gadungan PSS Sleman, Elwizan Aminuddin, Timnas U-19 Juga Pernah Ditipu!

"Turunnya kelas Maju Digital ada kelas Perempuan Maju Digital yang diperuntukkan bagi ibu-ibu rumah tangga yang mau skill up supaya menjadi pemilik usaha berskala nasional. Kita ada program Beli Lokal dengan tujuan masyarakat di daerah itu beli diutamakan dari sekitarnya. Kalau bisa pencarian dari Yogyakarta maka penjualnya dari Yogyakarta. Kita ingin supaya terjadi pemerataan ekonomi secara digital," ungkapnya.

Peneliti Departemen Centre for Strategic and International Studies Adinova Fauri menyatakan terdapat 4 pilar utama yaitu infrastruktur, institusi, sumber daya dan motivasi. Keempat pilar ini sangatlah penting agar kewirausahaan bisa maju dan terus bertumbuh. Seperti akses terhadap internet, jika di Kota Yogyakarta akses internet sangat baik tetapi apabila di tingkat provinsi masih ada ketimpangan terutama di Kabupaten Gunungkidul .

"Contohnya pilar institusi dari pusat hingga daerah harus berkolaborasi dan berjalan bersama -sama. Jika ini tidak tercapai maka akan sulit UMKM kita bisa berkembang. Selain itu, sudah banyak program pelatihan namun yang ingin ditekankan adalah bagaimana potensi dan kolaborasi karena tujuan sama ingin mengembangkan UMKM," pungkasnya. (Ira)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB