Krjogja.com - KLATEN - Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya mengemukakan, bahwa air rawa Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten sudah tercemar dan tidak sehat. Sehubungan hal itu, Rawa Jombor tidak layak untuk budidaya ikan, sehingga perlu adanya penertiban karamba apung.
“Hasil penelitian, air Rawa Jombor sudah tidak sehat. Otomatis ikan yang dipelihara di Rawa Jombor juga tidak sehat dikonsumsi,” kata Wakil Bupati dalam peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia ke 53 di kompleks rawa tersebut, Senin (05/06/2023).
Ia mengatakan baru pekan lalu dilakukan penyerahan pengelolaan Rawa Jombor dari pemerintah Porpinsi Jawa Tengah kepada Pemkab Klaten. "Nanti kami bersama BBWS Bengawan Solo akan bersama-sama melakukan penataan,” jelasnya.
[crosslink_1]
Seperti diberitakan sebelumnya, Rawa Jombor merupakan obyek wisata yang banyak menyajikan menu makan berbahan baku ikan dengan konsep warung terapung diatas rawa. Selain itu, Rawa Jombor juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar, dengan budidaya ikan menggunakan karamba terapung di permukaan rawa sekitar 198 hektar tersebut.
Kemudian dilakukan penataan, dengan memindahkan seluruh warung apung dan karamba apung, sehingga permukaan rawa menjadi bersih. Namun demikain, kini warga kembali memasang karamba apung di permukaan rawa.
Kepala BBWSBS Maryadi Utomo mengemukakan, seiring dengan adanya penataan Rawa Jombor, juga akan dicarikan solusi, agar warga yang semula budidaya ikan, tetap bisa memiliki mata pencaharian lain dari keberadaan Rawa Jombor sebagai obyek wisata.
Untuk pelestarian Rawa Jombor terbseut, Maryadi Utomo minta dukungan baik dari TNI/Polri, Pemkab Klaten dan selururh masyarakat. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tersebut juga ditandai dengan penanaman pohon penghijauan di sekitar rawa, serta pelepasan benih ikan ke dalam rawa. (Sit)
