Krjogja.com - KLATEN - Bupati Klaten, Sri Mulyani mengaku mendapat keluhan warga terkait kenaikan harga beras. Bahkan kenaikan harga itu juga berdampak pada penyediaan beras Rojolele Srinuk yang dikonsumsi ASN Klaten.
Bupati mengatakan, kebutuhan beras Rojolele Srinuk untuk ASN setiap bulan hampir 100 ton atau sebanyak 10 kg/ASN, namun pada bulan Februari hanya mendapat 5 kg/ASN. Sedangkan, untuk bulan Maret sudah tidak bisa lagi menyediakan beras Rojolele Srinuk untuk ASN. Hal ini dikarenakan, harga pembelian dari ASN hanya Rp 13.000/kg, sedangkan harga pasar sekarang sudah mencapai Rp 15.000/kg.
“Sudah kesulitan untuk menyediakan bagi ASN. Tentunya dengan kenaikan harga ini ASN harus mengikuti harga pasar, tidak bisa membeli dengan harga yang kemarin. Kalau tetap harga lama, nanti rugi BUMD kita, Aneka Usaha,” kata Bupati, Rabu (8/02/2023).
Menurut Bupati, sebenarnya petani Klaten sedang panen, tetapi ada daerah-daerah yang lain di Indonesia yang tidak memiliki sumber pertanian. Hal ini yang membuat beras menjadi langka atau mahal, sehingga pemerintah ambil kebijakan impor beras.
”Dengan harga tinggi naik sekitar Rp 1.000 hingga Rp 1.200 per kilo itu sebenarnya kalau saya sih senang juga, tetapi naiknya jangan terlalu lama. Adanya kenaikan harga ini yang diuntungkan petani. Selama ini biasanya kalau panen harga anjlog, sekarang pas panen harga tinggi. Saya senang saya dukung para petani biar ada peningkatan ekonomi, tapi kan kita melihatnya tidak hanya di Klaten, melainkan skala nasional,” jelas Bupati.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan, saat ini distributor beras Rojolele Srinuk sudah kewalahan menerima pembelian dari luar. Dalam situasi sekarang, beras Rojolele Klaten dibeli dengan harga Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per kilogram.
Untuk mengetahui pekembangan harga komoditas pangan di Klaten, Bupati berserta jajaran sebelumnya telah melakukan sidak di pasar tradisional, yakni Pasar Srago dan Pasar Delanggu.
Bupati menilai kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Kabupaten Klaten masih dalam kondisi wajar. Meski demikian, dirinya akan melakukan operasi pasar, jika harga kebutuhan pokok naik secara signifikan.
Pedagang sembako di Pasar Srago, Sri Uyah, mengatakan harga beras naik sekitar Rp 2000 per kilogram.“Harga beras naik Rp 2000, tetapi untuk beras Rojolele Srinuk sudah langka dipasaran. Minyak bersubsidi, Minyak Kita, stok sudah menipis, tinggal yang kemasan saja,” kata Sri Uyah. (Sit)