KLATEN, KRJogja.com - Sebanyak 72 siswa SMK Negeri I Jononalan, Klaten, Jawa Tengah, melakukan kunjungan industri secara virtual, Kamis (17/6/21). Para siswa jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) tersebut mengikuti kunjungan virtual ke Omah Data, sebuah perusahaan di Surabaya. Ini merupakan program kunjungan industri virtual yang pertama dilakukan oleh sekolah di Klaten.
Waka Humas SMK Negeri I Jogonalan, Veronika Dina Rosita mengemukakan, Kunjungan industri merupakan program yang dilaksanakan di kelas XI. Sehubungan sekarang masa pandemi maka pihak sekolah membekali siswa terkait dunia industri melalui kunjungi secara virtual.
Program kunjungan industri secara virtual yang diprakarsai SMK Negeri I Jogonalan tersebut baru pertama kalinya dilakukan oleh sekolah di Klaten. “Ini baru pertama kalinya, mungkin sekolah lain di Klaten belum,†kata Dina.
Hal itu dilakukan, agar siswa tetap memiliki bekal saat mereka nanti masuk ke dunia kerja dan industri. Dalam program kunjungan industri virtual ini, SMK Negeri I Jogonalan, bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan beberapa instansi kedinasan, sesuai dengan jurusan yang ada di sekolah tersebut.
Jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) bekerjasama dengan BPK Jawa Tengah, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) dengan Anri, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dengan Omah Data Surabaya dan lainya.
Pelaksanaan kunjungan industri secara virtual tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan ketat bagi siswa maupun guru yang yang mengikuti kegiatan tersebut di sekolah. Pada tahun 2020 terdapat 98 persen lulusan sudah terserap di pasar kerja. Bahkan sebelum siswa lulus, biasanya sudah diminta oleh perusahaan-perusaaan yang selama ini sudah bekerjasama dengan SMK Negeri I Jogonalan.
Jumlah siswa satu angkatan sekitar 300 siswa. Â Jurusan Akuntansi 4 kelas, TKJ 2 kelas, Multimedia 1 kelas, an perkantoran 2 kelas.
Tingkat serapan lulusan di pasar kerja pada masa pandemi masih tetap bagus, karena terbantu adanya beberapa pabrik yang beroperasi di sekitar sekolah. “Pada masa pandemi sebenarnya kami kesulitan, tapi karena ada beberapa pabrik di sekitar sini, akhirnya anak-anak bisa langsung bekerja di pabrik-pabrik tersebut lebih dahulu,†jelas Dina Rosita. (Sit)