KLATEN, KRJOGJA.com - Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Klaten ikut memberikan pandangan terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) Klaten 2020. Jatman berharap pemimpin yang terpilih nantinya jangan hanya mementingkan partai.
"Jatman adalah badan otonom Nahdlatul Ulama (NU). Menuruti langkah NU adalah khitah. Tapi makna khitah yang kami kembangkan adalah bukan masa bodoh, bukan netral tidak berpihak, enggak. Tapi
kami berpihak pada kebenaran, itu makna khitah," ujar Ketua Jatman Klaten Periode 2013 - 2018, Muhammad Zahid, disela Musyawarah Idaroh Syu'biyyah di Hotel Bima Klaten, Sabtu malam (12/09/2020).
Zahid menjelaskan, terkait siapa jago yang maju dalam Pilkada, pihaknya menyerahkan pilihan pada masing-masing warga thariqah. Pihaknya meyakini warga thariqah sudah memiliki pilihan sesuai hati nurani. "Bagi kami, kriteria pemimpin yang baik yakni adil, bijaksana, melindungi warga, santun, dan tidak memikirkan partai. Karena ini semua berangkat dari partai kalau jadi pejabat ya jangan mementingkan partainya," ujarnya.
Zahid berpesan, pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berangkat dari partai, setelah terpilih harus memihak pada rakyat, bukan pada partainya. Hal ini yang diharapkan Jatman Klaten.
"Tapi kebanyakan pada lupa dan merasa hutang budi pada partai pengusung maka akan memberikan balas budi atau politik balas budi. Ini yang merusak pola kerja pejabat," tandasnya.
Disinggung mengenai serangan fajar, lanjut Zahid, Jatman mengikuti pandangan NU yang menyatakan bahwa praktik money politics atau politik uang masuk dalam kategori riswah atau suap. "Warga thariqah wajib menghindari itu semua (serangan fajar dengan politik uang," imbuhnya. (Lia)