KLATEN, KRJOGJA.com - Mahasiswa Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten asal Papua, dan warga kawasan Indonesia Timur yang tinggal di Klaten menerima bantuan beras dari Polres Klaten. Bantuan sosial dalam rangka HUT Bhayangkara tersebut diserahkan oleh Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu yang diwakili Wakapolres Kompol. Adi Nugroho dan Wakil Rektor III, Unwidha Daru Pratomo di Kampus Unwidha, Jumat (19/6).
Wakapolres mengemukakan, bantuan kepada para mahasiswa untuk sedikit meringankan beban hidup sehari-hari di masa pandemi Covid 19.
Baksos Polres Klaten tersebut selain untuk mahasiswa di Unwidha, juga untuk para petugas penjaga palang kereta, tukang ojek, dan masyarakat kurang mampu di sekitar Mapolres Klaten.
Salah seorang mahasiswa Unwidha asal Raja Ampat, Papua, Dirman Uyara mengatakan, ia sudah masuk di semester enam pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa. Pada awal Januari, saat lburan semester sempat pulang ke Papua,
Bantuan dari Polres Klaten tersebeut cukup membantu, apalagi kiraamn uang dari orangtua sempat terlambat tiga minggu, karena terkendala transportasi dari Raja Ampat ke Sorong.
Menurut Dirman, ada sekitar 50 mahasiswa dari Papua yang kuliah di Unwidha. Awalnya saat semester 1 hingga semester 3, ia tinggal sendiri ditempt kost. Memasuki semester 4 pindah, tinggal di masjid kampus. Hal itu ia pilih, agar sekalian bisa beribadah bersih-bersih masjid.
“Dari semester empat sampai sekarang saya tinggal di masjid kampus bersama seorang teman. Biar bisa sekalian bersih-bersih masjid. Sekarang sudah mulai sholat Jumat di majsid dengan mematuhi ptotokol kesehatan,†kata Dirman Uyara.
Kendati banyak kendala dalam perkuliahan selama pandemi Covid 19, Dirman Uyara tetap semangat untuk belajar dan beribadah, menjalankan rutinitas bersih-bersih masjid kampus, bersama teman-temanya.
Wakil Rektor III Unwidha, Daru Pratomo mengemukakan, perkuliahan tatap muka sudah dibuka kembali, sebagai uji coba untuk memasuki era new normal. Masih ditemukan beberapa mahasiswa yang belum disiplin dalam menggunakan masker, dan kini terus dilakukan penyadaran agar para mahasiwa hidup dengan kebiasaan yang baru. “Memasuki budaya dan kebiasaan baru perlu waktu, jadi ada yang belum disiplin, ya kita sadarkan terus sampai benar-benar terbiasa nantinya,†kata Daru Pratomo. (Sit)