Kisah 'Trenyuh' Fadilah, Bocah SD Bantu Cari Nafkah Ayahnya yang Buta

Photo Author
- Selasa, 5 Mei 2020 | 12:31 WIB
Setelah pandemi Corona, Fadilah dan ayanya berdiam diri di rumah. Foto: Sri Warsiti
Setelah pandemi Corona, Fadilah dan ayanya berdiam diri di rumah. Foto: Sri Warsiti

Muhammad Fadilah, yang masih duduk di bangku kelas 4 SD Negeri I Sukorejo, Kecamatan Wedi Klaten, adalah sosok anak yang luar biasa. Kendati masih bocah, ia membantu mencari nafkah, dan menjaga ayahnya, Suparjo (41) yang menyandang tuna netra. Namun selama pandemi Covid 19, ayah dan anak yang tinggal berdua di sebuah rumah sederhana itu tak bisa bekerja lagi, sehingga tidak memiliki penghasilan sama sekali.

Siang itu, Fadilah duduk menggelendot di pangkuan ayahnya, di lantai tanah ruang tamu, sambil bermain dengan dua ekor anak kucing. Ketika ada tamu datang, Fadilah segera masuk ke ruang lain untuk mengambil tikar lusuh dan digelar untuk alas duduk.

Di ruang tamu tak ada meja atau kursi. Hanya ada sebuah sepeda onthel butut, kardus, dan sisa mainan anak-anak yang belum terjual, ditaruh di atas lincak bambu. Sementara di lantai berserakan barang-barang lain.

Di kamar tidur juga tak ada dipan, hanya ada selembar alas tidur tipis, tak ada lemari pakaian, apalagi meja belajar.

Suparjo menceritakan, sebelum Pandemi Covid 16, ia dan Fadilah berjualan mainan anak-anak di tempat-tempat keramaian. Mereka mulai berjualan setelah Fadilah pulang sekolah, dan baru pulang sekitar pukul 19.30 WIB.

Dalam bekerja, Fadilah bertugas memboncengkan ayahnya dengan menggunakan sepeda onthel. Bocah berperawakn kecil itu tentu sangat capek memboncengkan ayahnya berjualan ke tempat-tempat yang jauh, apalagi kalau pulang malam hari. Untuk itulah, Suparjo minta saudaranya untuk mengajarkan Fadilah mengendarai sepedamotor. Sekarang Fadilah sudah bisa mengendarai sepedamotor, sehingga kalau bekerja bersama ayahnya tak perlu lagi mengayuh sepeda othel.

Dalam keterbatasan fisik, ia akan terus bekerja agar bisa menafkahi Fadilah, dan bisa menyekolahkanya hingga kuliah. Fadilah bercita-cita ingin menjadi seorang tentara.

Suparjo menjadi tuna netra sejak 10 tahun lalu. Akibat kondisinya itu, ia bercerai dengan istrinya yang berada di Cirebon. Empat tahun yang lalu, ia pulang ke Klaten dengan membawa serta anak semata wayang, Fadilah, yang saat itu baru kelas 1 SD.

“Waktu itu saya pulang naik bus. Fadilah baru seminggu sekolah tapi sudah mulai bisa membaca. Dia yang mentuntun saya. Sejak dia lahir, saya belum pernah melihat wajahnya,” kata Suparjo dengan kalimat terbata-bata. (Sri Warsiti)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X