KLATEN, KRJOGJA.com - Dampak ekonomi akibat pandemi Virus Corona semakin dirasakan oleh para pengayuh becak di Klaten. Kini mereka tak punya penghasilan lagi, karena tidak ada penumpang.
Rujito, warga Merbung, Klaten Selatan, salah seorang tukang becak yang biasa mangkal di depan Pemkab Klaten mengatakan, dalam situasai sekarang sangat sepi, jarang mendapat tarikan.
Sebelum corona sehari bisa menarik satu kali atau dua kali, dan mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup. “Semenjak corona saya juga takut mangkal, karena bilangnya Korona itu nyerang yang usia lanjut, padahal saya sudah umur 70 tahun,†kata Rujito.
Dikarenkan selama di rumah saja, tidak punya penghasilan dan semkin mengalami kesulitan ekonomi, akhirnya Rujito kembali mangkal, meskipun dengan perasaaan kawatir.
Selama empat hari mangkal di depan Pemkab Klaten, ia hanya mendapatkan dua penumpang. Yakni dengan ongkos masing-masing Rp 15 ribu.
‘Jadi empat hari dapat Rp 30 ribu padahal tiap hari butuh makan dan juga biaya anak sekolah ,†tambah Rujito.
Hal senada juga dikatakan Legimin (67) wara Methuk Kidul, tukang becak yang juga mangkal di depan Pemkab. Sudah 10 hari ia tidak mangkal, karena takut terpapar Korona.
Laki-Laki yang sudah 50 tahun menjadi tukang becak tersebut mengaku penumpang sepi. Sebelum ada wabah, biasanya sehari mendapat Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu, namun skearang tidak ada penghasilan. “Jadi makan harus seadanya, yang penting diberikan kesehatan,†kata Legimin.
Setelah memimpin apel siaga, di halaman Pemkab Klaten Selasa (21/4), Ketua Gugus Tugas PP Covid 19 yang juga Bupati Klaten , Sri Mulyani memberikan bantuan sembako pada sejumlah tukang becak. Penyerhkan dilakukan di halaman Pendapa Pemkab. (Sit)