KLATEN, KRJOGJA.com - Air yang diambil dari sumber mata air Klaten dan dijual oleh PT Tirta Investama (Aqua Klaten) mencapai 1,2 miliar liter. Kendati demikian, perusahaan tersebut belum memenuhi tuntutan kenaikan upah dari ratusan karyawanya yang notabene warga Klaten. Perusahaan mengarahkan agar serikat pekerja menempuh jalur upah minimum sektoral kabupaten (UMSK).
Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Klaten, Heru Wijoyo, Senin (4/11) menegaskan, ajuan UMSK pekerja Aqua Klaten akan dibahas terpisah dari UMK. Akan dilakukan analisis setelah adanya penetapan UMK oleh Gubernur Jawa Tengah.
"Dalam surat yang disampaikan pada kami, Aqua sudah menghitung sendiri, katanya kemampuan perusahaan hanya 3 persen. Nanti kami dengan dewan pengupahan kabupaten Klaten akan koordinasi dengan serikat pekerja Aqua, dan perwakilan dari perusahaan, untuk membahas. Kan ada kategorinya, klasifikasinya apakah itu masuk dalam sektor unggulan atau tidak,†kata Heru Wijoyo.
Dalam surat yang disampaikan ke Dinas Perindustrian dan Tengara Kerja tersebut, Plant Director PT Tirta Investama Danone Aqua Klaten, I Ketut Muwaranata menyebutkan, apabila dewan pengupahan menjadikan sektor air minum dalam kemasan (AMDK) dan air mineral skala besar sebagai sektor unggulan, dan menetapkan UMSK untuk kelompok tersebut, maka Aqua Klaten akan menambahkan 3% atau sebesar Rp 53.852 atas UMK 2020, sehingga total UMSK yang akan diberikan adalah Rp 2.001.673.
I Ketut Muwaranata juga menyampaikan data sebagai bahan bagi pemerintah dan dewan pengupahan untuk membuat keputusan UMSK. Antara lain, penjualan Aqua Klaten tahun 2018 mencapai 1,2 miliar liter, dan tahun 2019 per September sebanyak 870 juta liter. Dana CSR tahun 2018 sebanyak Rp 14,3 miliar, dan tahun 2019 per September sebesar Rp 10,3 miliar. Jumlah karyawan permanen sebanyak 883 orang, dan karyawan pihak ketiga sebanyak 400 orang. (Sit)
