KLATEN, KRJOGJA.com - Sejumlah anggrek langka diadopsi dan direlokasi ke habitatnya di hutan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Hal ini dilakukan oleh Aqua, pabrik Klaten bersama puluhan relawanya.
Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten Rama Zakaria Minggu(27/1/2019) mengatakan, kegiatan dilakukan selama dua hari. Pada hari pertama mereka belajar di penangkaran anggrek milik Musimin di Turgo, Purwobianngun, Pakem, Sleman. Setelah bermalam di kawasan hutan, mereka melakukan relokasi anggrek dari penangkaran ke tumbuhan inang. Dipandu oleh Musimin, dan para petugas dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Anggrek yang diadopsi jenis Vanda Tricolor dengan level kelangkaan tertinggi. Saat ini kami .Keberadaan anggrek tersebut merupakan salah satu siklus biologi yang penting untuk rantai kehidupan.
Rama Zakaria juga akan berupaya mendapingi Kelompok Tani Anggrek Ngudi makmur untuk data base nya. “Yang menarik, di sini inventarisasi belum berbasis barcode, sedangkan AQUA sudah punya barcode untuk data base pohon. Ini bisa kita terapkan di Turgo sehingga keberadaan anggrek bisa dimonitoring secara online. Itu bagian penting yang bisa dilakukan relawan kita untuk inventarisasi sistem barcode,†tambah Rama Zakaria.
Tokoh pelestari anggrek Merapi, Musimin mengatakan, hingga saat ini ada sebanyak 28 bibit anggrek yang telah diadopsi. Sebanyak 22 diadopsi pada saat launching program adopsi anggrek pada tahun 2015 silam. Selanjutnya vacum, dan baru terjadi adopsi lagi sebanyak enam bibit oleh Aqua Klaten tersebut.
Setelah direlokasi ke inang di habitat hutan, anggrek adopsi secara berkala dicek, dan setiap satu semester benar-benar didata pertumbuhan akar daun, batang atau bunga dan bijinya. Setiap pekembangan itu dilaporkan kepada adopter.
Widya Kridaningsih pengendali ekosistem hutan TNGM mengatakan, pada tahun 2017 TNGM melakukan kegiatan pengembalian anggrek ke alam di tiga lokasi. Yakni di Turgo sebanyak 10 bibit, di Tritis sebanyak 50 bibit, dan di Turi sebanyak 20 bibit.(Sit)