KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Tabuhan gamelan para pengrawit asal mancanegara di Sanggar Bima, Desa Doplang, Karangpandan, Senin (13/08/2018) membuat ki Manteb Soedharsono terkesima. Sang maestro dalang mengapresiasi permainan mereka yang sempurna.
Di sanggar yang juga kediaman ki manteb itu, rombongan Siswa Sukra asal berbagai kewarganegaraan menyajikan lantunan gending ladrang peksi kuwung. Siswa Sukro adalah komunitas pengrawit gamelan Jawa di Southbank Centre di London, Inggris.
Junjungan ke Sanggar Bima merupakan salah satu agenda site performance rombongan yang difasilitasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan di beberapa kabupaten di Jawa Tengah pada 12-16 Agustus 2018.
“Menguasai karawitan itu syarat menjadi seorang dalang. Jangan takut salah (memainkan gamelan) apalagi rusak. Silakan saja, saya masih ada tiga set gamelan,†pinta ki Manteb kepada rombongan.
Tiga buah gending melantun di sanggar itu. Dua diantaranya ladrang peksi kuwung dan terakhir langgam Caping Gunung. Ki Manteb menyampaikan wejangan diikuti praktik memainkan instrumen di tiap pergantian gending.
Ia nyaris tak percaya permainan gamelan warga Asing lebih bagus dibanding pengrawit yang biasanya orang pribumi. Pria yang selama 55 tahun berkecimpung di seni pedalangan ini mengatakan kearifan lokal milik Indonesia pantas dinobatkan menjadi warisan budaya dunia, satu diantaranya wayang.
"Kita bersyukur wayang diterima Unesco sebagai karya agung budaya dunia. Saat itu, saya membawa wayang ke Perancis di acara world heritage," katanya.
Para pengrawit asal mancanegara itu berasal dari latar belakang tidak sama, namun mengapresiasi tinggi seni tradisi Indonesia.