BOYOLALI, KRJOGJA.com – Melebihi kapasitas, Rumah Tahanan (rutan) Boyolali akan direlokasi yang lebih layak dan representatif. Rutan kelas IIB tersebut saat ini menampung 176 orang, terdiri dari tahanan dan narapidana, dari kapasitas hanyak 38 orang saja.
Â
Peletakan batu pertama lokasi rutan yang baru tersebut dilakukan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly dan Bupati Boyolali, Seno Samodro, Sabtu (9/12/2017). Rencananya, lokasi Rutan Boyolali yang saat ini berada di Jalan Merbabu, tepat di tengah jantung kota, akan dipindah ke pinggiran kota, tepatnya di Dukuh Masahan, Kelurahan/Kecamatan Mojosongo, dengan luas sekitar 11 ribu meter persegi sehingga daya tampungnya meningkat. Â
Dalam sambutannya, Seno menerangkan, skema relokasi rutan ini melalui hibah. Lahan dan bangunan rutan yang baru nanti akan dihibahkan ke Kemenkumham dan sebaliknya, lokasi rutan yang lama akan dihibahkan ke Pemkab Boyolali. "Ini saling menghibah. Tak ada yang dirugikan," kata Seno.Â
Pemindahan ini, sebutnya, untuk menambah kapasitas rutan yang penghuninya saat ini sudah melebihi kapasitas daya tampung. "Rutan yang lama untuk parkir tiga mobil saja tak cukup," ujar Seno menggambarkan kondisi Rutan Boyolali saat ini yang tak mempunyai fasilitas parkir mobil, sehingga mesti parkir di badan jalan.Â
Sementara itu Yasonna menambahkan, tak hanya di Boyolali, keterbatasan daya tampung rutan dan lapas juga terjadi di seluruh Indonesia. Dipaparkannya, jumlah narapidana di Indonesia saat ini mencapai 229 ribu orang. Sementara kapasitas dari lapas dan rutan yang ada hanya mampu menampung 130 ribu. Di beberapa kota, kelebihan daya tampungnya menvcapai 500 hingga 600 persen. "Itu sangat mengerikan sekali," ujarnya.Â
Dengan adanya relokasi rutan melalui hibah ini, menurut Laoly akan sangat membantu dalam menangani over capacity Rutan Boyolali maupun wilayah di sekitarnya. "Tambahan bangunan sangat menolong kita mengurangi  over kapasitas di beberapa tempat yang ada. Nanti kita redistribusi dari mana untuk mengi‎si," tandasnya.  (Gal)
