BOYOLALI, KRJOGJA.com - Jumlah rumah tak layak huni (RTLH) di Boyolali terus dipangkas melalui berbagai program yang digulirkan. Tahun ini ribuan RTLH diberikan stimulan untuk pemugaran untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Berdasar data dari pemutakhiran basis data terpadu (PBDT) tahun 2015 di Boyolali terdapat sebanyak 53.959 rumah yang masuk kategori tak layak huni. Pada 2016 lalu, sebanyak 1.478 RTLH tersentuh program pemugaran dan pada tahun ini, sebanyak 3.112 RTLH menjadi sasaran program. Kedepan, jumlah RTLH akan terus dipangkas secara bertahap.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Boyolali, Hendrarto Setyo Wibowo menerangkan, berbagai program pemugaran RTLH digulirkan dengan anggaran dari berbagai sumber, yakni APBN serta APBD provinsi dan kabupaten. Pada 2016 lalu, RTLH yang diperbaiki melalui APBN sebanyak 458 unit, APBD provinsi sebanyak 20 unit, dan APBD kabupaten sebanyak 1.000 unit.
"Untuk tahun ini, dari APBN sebanyak 254 unit, APBD provinsi 968 unit dan APBD kabupaten mencapai 1.890 unit," terangnya saat penyerahan bantuan sosial peningkatan kualitas RTLH, Kamis (19/10/2017) kemarin.
Anggaran untuk 1.890 RTLH yang diperbaiki menggunakan APBD kabupaten Boyolali tahun ini, sebutnya, mencapai Rp18,9 miliar, dimana sebanyak 1.000 unit disalurkan melalui Baspermasdes dan 890 unit disalurkan oleh DPKP. "Besarnya bantuan masing-masing Rp10 juta per unit untuk rehab rumah," jelasnya.
APBD provinsi di Kecamatan Cepogo, Musuk, Sambi, Ngemplak, Klego, Andong, Wonosegoro dan Juwangi, dan APBD kabupaten difokuskan untuk rehab RTLH di beberapa wilayah lainnya. "Untuk Tahun 2018 nanti, kami telah mengusulkan dalam APBD kabupaten untuk rehab sebanyak 2.000 unit," tambahnya. (Gal)