BOYOLALI, KRJOGJA.com – Seekor monyet peneror warga yang sudah memakan korban puluhan ternak ayam dan melukai belasan warga di wilayah Kecamatan Karanggede selama beberapa bulan terakhir akhirnya berhasil dilumpuhkan, Kamis (24/5/2017) di Dusun Gunungsari, Desa Karangkepoh.
Berdasar informasi yang berhasil dihimpun, sebelum tertangkap, monyet tersebut diketahui menyerang salah satu warga, Wagiyem (70), warga Dukuh Gunungsari‎ hingga menderita luka di bagian kaki. Begitu mendengar adanya serangan, warga, petugas Polsek dan Koramil, serta anggota Perbakin dan anggota komunitas penembak lain yang memang telah memburu monyet tersebut selama beberapa minggu terakhir langsung melakukan pengejaran.
Setelah seluruh area Dukuh disisir secara rapat, monyet tersebut terdesak dan masuk ke salah satu rumah warga. para pemburu lalu melakukan pengepungan agar monyet tak lolos dari kejaran. Beberapa pemburu lalu masuk rumah untuk menangkap monyet tersebut. Menghindari resiko serangan, monyet tersebut ditembak menggunakan sebuah senapan gas saat sedang bersembunyi di kolong tempat tidur.
‎Kepala Desa (Kades) Sendang, Sukimin, yang wilayah desanya kerap menjadi sasaran teror monyet tersebut menceritakan, para pemburu terpaksa melumpuhkannya dengan senapan karena monyet tersebut ganas. Sampai saat ini, setidaknya sudah ada 13 warga yang terluka karena serangan monyet tersebut. Rata-rata menderita luka gigit dan cakaran sehingga mesti mendapat jahitan cukup banyak. Monyet tersebut juga sudah menggondol banyak ternak ayam milik warga. "Mungkin terlalu beresiko kalau harus ditangkap hidup-hidup sehingga ditembak," ujarnya.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Surakarta, BKSDA Jateng, Titi Sudaryanti saat dikonfirmasi membenarkan jika monyet tersebut sudah berhasil dilumpuhkan. Sebagai tindak lanjut, tubuh monyet yang sangat agresif terhadap manusia tersebut akan diperiksa kondisinya. "Nanti diserahkan ke Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Karanggede untuk dicek apakah ada penyakitnya atau tidak," tuturnya.
Sebelumnya terkait agresifitas monyet tersebut, Titi memperkirakan monyet tersebut bukan monyet liar, tapi monyet yang sudah dipelihara manusia dan dikondisikan dalam situasi tertentu sehingga ada perubahan pola dan tingkah laku bila dibandingkan dengan monyet liar lainnya. Misalnya cara pola makanan monyet yang menyerang ternak dan manusia, serta dari polah monyet yang hidup sendiri di alam liar. Padahal monyet liar biasanya hidup secara berkelompok. "Monyet liar juga hanya makan buah-buahan," pungkasnya. (R-11)