BOYOLALI,KRJOGJA.com - Produksi kedelai di Boyolali masih jauh di bawah kebutuhan. Dihitung dari data Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali per Maret kemarin, Produksi kedelai di Boyolali hanya baru sebanyak 147 ton saja. Sedangkan kebutuhan kedelai per tahun mencapai 4.761 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Bambang Purwadi, Jumat (2/6/2017) menjelaskan, minimnya jumlah produksi kedelai sepanjang tahun lalu hingga saat ini disebabkan tingginya intensitas hujan yang menyebabkan tanaman kedelai kurang produktif. Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi berbagai industri yang membutuhkan pasokan kedelai, antara lain produksi tempe dan tahu.
"Cuaca kemarau basah menjadi faktor utama minimnya produksi kedelai," kata Bambang.
Komoditas lain yang juga masih minus, lanjutnya, yakni ubi jalar, dimana produksinya hanya 35 ton saja, jauh dibawah angka kebutuhan yang mencapai 265 ton. Namun untuk komoditas utama seperti beras dan jagung, produksinya sangat memuaskan‎. Padi mampu surplus ebanyak 35 ribu ton dari produksi sebanyak 105 ribu ton, dan jagung surplus 43 ribu ton dari total produksi sebanyak 49 ribu ton.
Kekhawatiran rendahnya produksi kedelai sejak tahun lalu terus berlanjut hingga sekarang. ‎Ismanto, salah satu petani di Kecamatan Sambi mengatakan, meski sudah memasuki musim kemarau, namun hujan kadang-kadang masih turun di Boyolali dan menggenangi lahan kedelai dan bisa menyebabkan gagal panen.
"‎Bianya kalau terlalu banyak air, bulir kedelai tak akan berisi. Menilik cuaca sekarang, panen tahun ini pun tak terlalu bisa diharapkan," tandasnya. (R-11)