PELAKSANA Tugas (Plt) Bupati Klaten Sri Mulyani, memberikan semangat kepada keluarga almarhum Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, korban ledakan bom di Kampung Melayu. Selain menghibur orangtua korban, Sri Mulyani juga membesarkan hati calon istri korban, Dinda Venisita Verine, yang sedianya akan dilamar usai Lebaran mendatang.
Sri Mulyani kepada KRjogja.com Kamis (01/06/2017) mengatakan, kedatanganya tersebut diharapkan bisa sedikti menghibur keluarga almarhum. "Meskipun kemarin saya sudah datang, sekarang datang lagi hanya ingin ikut merasakan duka keluarga, dan juga mendoakan semoga almarhum diterima di sisi Allah , serta keluarga diberikan ketabahan," kata Sri Mulyani di rumah duka Srago Gede, Mojayan, Klaten Tengah.
Sri Muyani tak henti menghibur Dinda, gadis yang sedianya akan dilamar korban usai lebaran mendatang. Termasuk menghibur nenek korban, Suri Partiyah, yang nampak masih sangat sedih kehilangan cucu kesayanganya tersebut. Sedangkan Dinda, nampak terus menyandarkan kepalanya di pundak ibu alrmahum, Ny Ning Widayanti, ditemani adik korban, Atika.
Ayah korban, Sri Sarjono mengatakan, Imam Gilang Adinata, anak pertama dari dua bersaudara tersebut, memang belum mengenalkan Dinda secara langsung. Namun sudah memperlihatkan foto kekasihnya tersebut kepada keluarga. “Menerut rencana setelah Idul Fitri nanti kami akan silaturhim ke rumah Dinda di Delanggu untuk melamar. Tapi apa boleh buat, Allah berkehendak lain,†kata Sri Sarjono.
Menurut Sri Sarjono, Imam Gilang Adinata merupakan anak yang berbakti pada orangtua dan sangat santun. Meski masih berpakaian dinas, sering membantu melayani pembeli di warung. "Kami kan berjualan, kalau ke warung melihat banyak pembeli ya sudah langsung membantu membuatkan minum tamu. Tidak malu, meskipun masih pakai seragam dinas," kata Sri Sarjono.
Almarhum juga sangat perhatian pada orang tua, jika pulang kerja,  sering membawakan makanan untuk orangtua dan adiknya. Meskipun tinggal di Jakarta, semasa hidupnya  sangat berpegang teguh adat ketimuran, dengan menjaga sopan santun. “Kalau melintas, pasti dia bilang permisi sambil membungkukkan badan. Adat sopan santun benar-benar dijaga,†jelas Sri Sarjono. (Sit)