BOYOLALI, KRJOGJA.com - Dua buah lumbung padi berkapasitas 30 ton gabah akan dibangun dalam waktu dekat. Sejak 2010 lalu, pembangunan lumbung di Boyolali diintensifkan, terutama di wilayah yang ketahanan pangannya rendah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP), Bambang Purwadi, Selasa (30/5/2017) mengatakan, kedua lumbung yang akan dibangun tersebut yakni di Desa Jateng, Kecamatan Klego, dan Desa Pentur, Kecamatan Simo. Dua lumbung tersebut akan menambah 15 lumbung pangan permanen yang sudah dibangun yang tersebar di berbagai kecamatan, seperti Juwangi, Andong, Wonosegoro, Ampel, Selo, dan beberapa kecamatan lainnya.
"Lumbung tersebut akan dibangun dengan APBD dan saat ini sudah dalam proses Detail Engineering Design (DED)," terang Bambang.
Keberadaan lumbung-lumbung tersebut, sambung Bambang, bernilai sangat stategis, dianyatanya untuk menjaga stabilitas harga beras. Selain itu, stok bahan pangan yang disimpan di dalam lumbung juga berperan untuk ‎cadangan persediaan bila sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat, semisal bencana alam dan sebagainya. Keberadaan lumbung juga sangat diperlukan di wilayah yang mempunyai ketahanan pangan yang rendah, terutama di wilayah Boyolali bagian utara yang pertaniannya mengandalkan lahan tadah hujan.
"Misal di wilayah Selo, lumbung gabah diperlukan karena disana tak ada lahan persawahan. Idealnya, tiap kecamatan minimal memiliki dua lumbung gabah," tambahnya.
Di Boyolali saat ini, terdapat 112 kelompok tani yang berada di bawah binaan DKP dan Bapermasdes. Namun baru belasan kelompok yang memiliki lumbung permanen hasil bantuan dari Pemkab. ‎Sedang sisanya membangun lumbung secara sederhana dan swadaya. ‎(R-11)