SUKOHARJO,KRJOGJA.com - Program pengendalian penduduk terus dilakukan dengan memperbanyak sosialisasi ke masyarakat. Mulai dari penyuluhan langsung ditingkat desa, kelurahan dan kecamatan, petugas juga menyasar sampai ke tingkat RT/RW. Selain mengandalkan program keluarga berencana (KB) petugas juga memberikan sosialisasi ke remaja untuk tidak melakukan nikah dini.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sukoharjo Proboningsih Dwi Danarti, Selasa (25/4/2017) mengatakan, pengendalian populasi atau jumlah penduduk terus dilakukan. Tidak hanya oleh petugas saja, melainkan juga melibatkan masyarakat sebagai objek.
Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai pengendalian jumlah penduduk. Apabila tidak maka mereka bisa menjadi ancaman tidak hanya ditingkat lokal maupun nasional namun juga dunia.
Pengendalian populasi penduduk dilakukan dengan memberikan sosialisasi bersifat santai. Artinya petugas saat memberikan penyuluhan ke masyarakat tidak monoton.
“Masyarakat harus bisa diajak masuk ke dalam materi yang dibawakan petugas. Jadi petugas juga tidak boleh kaku. Sosialisasi terus kami lakukan hingga ke lapisan paling bawah di tingkat RT/RW,†ujar Proboningsih.
Salah satu bentuk sosialisasi yakni berkaitan dengan program KB yang sudah lama digalakan. Program tersebut membatasi satu keluarga memiliki cukup dua anak.
Sosialisasi KB juga dilakukan dengan pemasangan baliho disejumlah wilayah. Cara tersebut dipilih agar mudah dilihat oleh masyarakat.
“Sosialisasi sekarang lebih fokus pada pasangan muda atau keluaga baru. Mereka harus diberi pemahaman sejak dini khususnya berkaitan dengan program KB,†lanjutnya.