BOYOLALI, KRJOGJA.com - Seribuan ayam disebar dan dibagikan kepada warga dalam aksi keprihatian yang dilakukan oleh para peternak ayam jantan di Boyolali, Rabu (22/03/2017), sebagai bentuk protes atas rendahnya harga ayam jantan yang memukul kesejahteraan peternak tradisional. Mereka mendesak pemerintah untuk melakukan intervensi dan proteksi untuk melindungi peternak tradisional dari kartel.
Dalam aksi yang dimulai dari kawasan Simpang Lima Boyolali dan berakhir di Pendapa Gede Pemkab Boyolali. Sebanyak 500an peserta aksi menyatakan penolakannya terhadap keberadaan kartel yang menguasai seluruh sektor peternakan ayam jantan pedaging dari hulu hingga hilir, mulai pembibitan, pakan, obat-obatan, hingga produksi ayam pedaging jantan.
Kondisi tersebut membuat peternak ayam tradisional terpuruk karena harga ayam jatuh. Sebagai bentuk keprihatinan atas rendahnya harga ayam jantan pedaging, peserta aksi membagikan seribuan ayam jantan secara cuma-cuma ke masyarakat.
Sriyadi, salah satu peserta aksi mengatakan, harga ayam jantan pedaging selama enam bulan terakhir ini dinilai sangat merugikan, dimana harga sempat mencapai titik terendah sebesar Rp 12 ribu/kg. Padahal peternak baru bisa mencapai break event point (BEP) di harga Rp 23 ribu. Rendahnya harga tersebut disinyalir karena permainan kartel sehingga mereka bisa mengatur harga di pasaran dengan menentukan jumlah ayam yang beredar di pasaran.
Meskipun harga daging rendah, sebutnya, kartel masih tetap tetap bisa bertahan dan mendapat untung sebab mereka menguasai seluruh aspek peternakan, mulai dari pembibitan, pakan, obat-obatan, hingga distribusi ke konsumen. Namun rendahnya harga harga daging ayam tersebut jelas sangat merugikan peternak tradisional yang menggantungkan keuntungan dari penjualan ayam saja. “Untuk seribu ekor ayam kami rugi puluhan juta rupiah,†terangnya.
Purwanto, seorang peserta aksi lainnya menambahkan, karena seluruh aspek dikuasai kartel, para peternak tradisional pun mendesak pemerintah untuk melakukan proteksi peternak tradisional yang nasibnya kini kian terpuruk. “Ini bidang yang menyerap cukup banyak tenaga kerja sehingga sudah semestinya pemerintah melakukan perlindungan kepada peternak tradisional,†tegasnya.
Setelah sekitar dua jam melakukan aksi, mereka kemudian diterima Wakil Bupati Boyolali, Said Hidayat, yang berjanji akan memperjuangkan aspirasi para peternak tradisional. (R-11)