SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Kali Jlantah di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter semakin mengkhawatirkan karena banyak tumpukan sampah. Kondisi tersebut menjadi penyebab aliran air tidak lancar dan menyebabkan banjir. Dampak lebih besar yakni bisa mengancam keberadaan jembatan yang rawan roboh karena talud pengaman sudah mulai longsor.
Atas kondisi tersebut maka dilakukan kegiatan bersama resik resik Kali Jlantah, Jumat (17/3/2017). Kegiatan diikuti oleh semua unsur di Desa Kepuh Kecamatan Nguter.
Ketua Majelis Pembedayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo sekaligus Ketua Gerakan Restorasi Sungai Muhammadiyah Sukoharjo Awieg Suwignyo mengatakan, harus dilakukan gerakan bersama yang melibatkan semua unsur untuk melakukan kerja bakti dengan sasaran Kali Jlantah. Sebab kondisinya sekarang sangat memprihatinkan.
“Persoalan utama yakni banyaknya sampah dan paling parah sampah berada di tengah bawah jembatan. Akibatnya aliran air menjadi terpecah dua dan saat arus deras menyebabkan gerusan dan berdampak pada talud mulai longsor,†ujarnya.
Kegiatan akhirnya dilakukan dengan resik resik Kali Jlantah diikuti lebih dari 100 orang. “Intinya kita fokus pada penyelamatan jembatan. Sebab sangat rawan dan kalau dibiarkan bisa saja roboh dan mengancam akses masyarakat,†lanjutnya.
Untuk melakukan pengangkatan sampah khususnya pada titik tengah di bawah jembatan tidak mudah. Sebab material sangat banyak baik berupa sampah berupa pohon bambu, batang kayu dan lainnya juga banyak sedimentasi tanah. Â
Pengerjaan pengangkatan manual dilakukan sementara dengan kerja bakti mengambil sampah semampunya. Sampah diambil dari bawah dan diangkut ke atas jembatan menggunakan tali.
“Pada Maret ini sudah terjadi dua kali banjir besar bahkan hingga menyebabkan tebing sungai longsor dan mengancam talud,†lanjutnya.