BOYOLALI (KRjogja.com) – Desa Mriyan, Kecamatan Musuk, mencoba mengembangkan wisata berbasis lingkungan dengan mengandalkan potensi alamnya. Selain mengandalkan pemandangan alam, desa yang berada di kaki merapi tersebut juga menawarkan pesona tanaman bunga, komoditas yang selama ini menjadi mata pencaharian petani.
Kepala Desa Mriyan, Suwandi, Rabu (01/03/2017) menjelaskan, upaya untuk mengembangkan wisata berbasis lingkungan di desa yang letaknya hanya 4,5 km dari puncak Merapi tersebut sudah dilakukan, diantaranya dengan membentuk Kelompok Sadr Wisata (Pokdarwis). Demi mendukung pengembangan ekowisata tersebut, sudah ada kesepakatan warga desa untuk menolak eksplorasi alam di desa tersebut, diantaranyaaktivitas penambangan galian C.
Potensi alam yang bisa dikembangkan, sebutnya, antara lain tebing dan batuan di lereng Gunung Bibi hingga air terjun Suroloyo. Selain itu, pihaknya juga akan memanfaatkan komoditas yang selama ini menjadi mata pencaharian warga setempat, yakni bunga mawar.Â
"Selain menanam di ladang, hampir tiap rumah di Desa Mriyan punya tanaman bunga mawar. Puluhan tahun dikenal sebagai pemasok mawar ke wilayah Solo dan Yogyakarta. Mawar tersebut biasanya digunakan untuk keperluan ritual adat seperti Sadranan." (R-11)