BOYOLALI (KRjogja.com) – Pendakian Gunung Merapi yang terpusat di pintu masuk Selo, Boyolali, untuk tahun baru 2017 mendatang, dibatasi hanya 2.500 orang saja. Pembatasan ini untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pendaki, sebab pada agenda tahun baru, biasanya Gunung Merapi diserbu pendaki.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Resort Selo, Suwignya, Kamis (22/12) menjelaskan, aturan pendakian untuk agenda tahun baru nanti masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni mesti membawa peralatan yang memadai, kondisi fisik yang prima, serta larangan untuk naik sampai puncak Merapi. Pendakian juga hanya dibolehkan sampai kawasan Pasar Bubrah saja.
Sementara terkait pembatasan kuota pendakian, hal itu dilakukan untuk mencegah kepadatan di jalur pendakian yang bisa membahayakan para pendaki. Terlebih kondisi saat ini, dimana intensitas hujan di kawasan Merapi masih cukup tinggi, membuat jalur pendakian rawan longsor. Sehingga bila pada malam tahun baru jumlah pendaki sudah melebihi batas kuota, mereka akan dilarang untuk naik atau diarahkan ke lain, semisal Gunung Merbabu yang jarak pos pendakiannya tak jauh dari Gunung Merapi.
"Seperti sebelumnya, kita juga akan membuat pos-pos penjagaan di sepanjang jalur pendakian, melibatkan berbagai elemen seperti relawan dan tim SAR," terangnya.
Namun mengingat kondisi cuaca saat ini cukup ekstrim, dimana kawasan Merapi kerap dilanja hujan dan angin kencang, aturan pendakian bisa saja berubah melihat situasi dan kondisi terkini. ‎
Mulato (30), salah satu pendaki asal Solo mengatakan, berdasarkan pengalamannya naik Merapi saat momen tertentu semisal tahun baru atau saat perayaan kemerdekaan, kepadatan di jalur pendakian Merapi memang cukup merepotkan, jalur yang sempit membuat pendaki mesti antri. Selain menguras emosi, hal tersebut cukup membahayakan nyawa pendaki sendiri, terutama potensi longsor di jalur pendakian yang terlalu padat.
"Memang mestinya kuota pendakian dibatasi. Kalau terlalu padat nanti malah merepotkan pendaki sendiri," tandasnya. (R-11)‎