BOYOLALI (KRjogja.com) - Jawa Tengah belum mampu memenuhi kebutuhan suplai semen untuk inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sapi bunting untuk meningkatkan populasi sapi.
‎Kasi Pemeliharaan Ternak dan Pelayanan Reproduksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran, Riko Merizal, di sela-sela kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 di kawasan kantor terpadu Pemkab Boyolali, Jumat (27/10) mengatakan, dari kebutuhan sebanyak 900 ribu dosis per tahun, sejauh ini baru terealisasi 500 ribu dosis saja. Kebutuhan IB tersebut diperlukan untuk program dari Kementrian Pertanian, yakni Program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB) untuk peningkatan populasi sapi.
"Saat ini kami baru bisa memenuhi 500 ribu dosis dari kebutuhan untuk wilayah Jateng sebanyak 900 ribu per tahun," katanya. ‎
Penggunaan IB untuk pembuntingan sapi, lanjutnya, karena saat ini populasi indukan sapi jantan yang produktif dan berkualitas cukup langka. BIB Ungaran sendiri saat ini hanya memiliki 53 pejantan unggulan dari berbagai jenis sapi, misal Limousine, ‎Simental, Brangus, Brahman, dan berbagai jenis sapi lainnya yang hanya mampu menghasilkan 20 ribu dosis semen untuk IB. Sementara untuk efektifitas IB dalam proses pembuntingan sapi mencapai 70 persen.
Keterbatasan indukan pejantan tersebut perlu segera dituntaskan, sebab peningkatan populasi sapi berkualitas sangat erat kaitannya dengan upaya pemerintah untuk swasembada daging nasional.
Di sisi lain, pelaksanaan SIWAB di Boyolali tercapai 100 persen sesuai target yang dibebankan melalui Program SIWAB. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, pihaknya berhasil membuntingkan 6 ribu ekor sapi melalui proses IB. Selain untuk upaya peningkatan populasi sapi di Boyolali, produksi bibit sapi dari IB tersebut juga terserap ke luar daerah.
‎"Sudah menjadi tugas kami untuk memproduksi bibit sapi unngulan untuk peningkatan populasi sapi. Untuk kebutuhan bibit sapi di Boyolali sendiri sudah mencukupi," tandasnya. (R-11)