BOYOLALI (KRjogja.com) - Untuk penanganan dan antisipasi kebakaran yang memadai, pos pemadam kebakaran (Damkar) di Boyolali direncanakan akan diperbanyak menjadi lima unit. Kebutuhan tersebut juga dilakukan seiring akan dijadikannya unit damkar menjadi dinas.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, Jumat (7/10) menjelaskan, kebutuhan pos damkar tersebut disesuaikan dengan kondisi geografis kewilayahan Boyolali untuk kecepatan penanganan kasus kebakaran. Selama ini dari 19 kecamatan di Boyolali, hanya terdapat dua pos damkar, yakni Pos Induk di Boyolali Kota serta pos di Kecamatan Klego yang baru diadakan tahun 2015 lalu.
Direncanakan, tambahan tiga pos damkar akan mulai diadakan tahun 2017 mendatang menunggu peningkatan status unit damkar dibawah kewenangan BPBD menjadi dinas yang mandiri.
“Tiga pos damkar yang akan dibangun yakni di Kecamatan Wonosegoro, Ampel, dan Karanggede,†terang Fajar.
Pemilihan penempatan pos damkar di wilayah Boyolali utara tersebut, sambungnya, agar penanganan kebakaran di wilayah tersebut bisa cepat dan efektif. Sebab selama ini, dengan cakupan wilayah yang luas, kasus kebakaran sulit dijangkau mobil damkar karena jaraknya cukup jauh dari pos induk. Penempatan di wilayah tersebut juga untuk mendukung investasi seiring berkembangnya wilayah tersebut menjadi kantong industri.
“Saat ini unit damkar mempunyai enam mobil damkar. Nantinya tiap pos bisa diisi satu unit mobil damkar,†tambahnya.
Seiring rencana peningkatan unit damkar menjadi dinas, Fajar berharap akan ada peningkatan kuantitas dan kualitas ideal, baik jumlah personel maupun mobil damkar. Saat ini, unit damkat BPBD Boyolali memiliki 54 personel, dimana untuk satu unit damkar dioperasikan oleh satu regu yang beranggotakan tujuh personel, yakni komandan regu, driver, juru padam, juru selamat (rescue), dan operator.
“Kebutuhan personel setidaknya dua kali lipat terhitung dua shift. Selain itu kebutuhan personel juga termasuk staf atau administrasi lainnya,†tandasnya. (R-11)