BOYOLALI (KRjogja.com) – Sebanyak 20 pemuda tanggung yang tiap hari berkeliaran sebagai anak punk ataupun pengamen dirazia oleh Polres Boyolali saat menggelar operasi pada Kamis (22/9/2016) petang. Razia tersebut digelar karena keberadaan mereka dianggap kerap meresahkan masyarakat.
Kepala Bagian Operasional (KBO) Polres Boyolali, Kompol Sri Haryanto, Jumat (23/9/2016) mengatakan, pihaknya menggiatkan operasi serupa untuk menekan dan mencegah gangguan ketertiban dan meningkatkan kenyamanan pada masyarakat. Sebab selama ini keberadaan mereka yang kerap beraktitas di jalan raya, terutama di wilayah lampu merah, serta di berbagai tempat keramaian lainnya seperti di pasar, cukup mengganggu kenyamnanan masyarakat.
“Razia itu dilakukan disepanjang jalan Raya Boyolali yakni dari Pertigaan Bangak, Pertigaan Ngangkruk dan di Terminal Boyolali yang sering digunakan sebagai tempat aktivitas mereka†katanya.
Kasat Binmas AKP Tri Hartini menambahkan, saat diamankan dan dibina petugas, anak-anak jalanan tersebut agaknya kurang mengetahhui etika. Banyak diantaranya yang masih bersikap kurang ajar meski dihadapan petugas. Sebagian besar pemuda taanggung tersebut agaknya sudah terbiasa digaruk petugas sehingga tak memperlihatkan rasa segan atau takut meski usia mereka masih hijau.
Keberadaan mereka selama dinilainya cukup meresahkan masyarakat, sebab ada isu jika mereka terkadang meminta uang pada masyarakat. Jika menolak, mereka akan membualkan kata-kata kasar yang memanaskan kuping. Dengan sikap yang kurang ajar dan penampilan yang kumuh, sebagian diantaranya penuh tato di sekujur tubuh, pastinya keberadaan mereka cukup mengganggu kenyamanan. (R-11)