BOYOLALI (KRjogja.com) – Pemkab Boyolali mengembangkan Program Beras Tani Bersubsidi, dimana gabungan kelompok tani (gapoktan) membuka lima jaringan distribusi secara mandiri sehingga hasil panen beras dari petani bisa langsung sampai ke masyarakat.
Dalam proyek yang merupakan percontohan dari Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut, dua gapoktan dilibatkan, yakni Gapoktan Desa Keyongan, Kecamatan Nogosari dan Gapoktan Brajan, Kecamatan Mojosongo. Dua Gapoktan tersebut membuka lima jalur distribusi melalui Toko Tani Bersubsidi, diantaranya berada di Green Lesman di Jl.Perintis Kemerdekaan dan Toko Sekti di Jalan Duren, Boyolali Kota.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Boyolali, Juwaris, Rabu (13/07/2016) menjelaskan, selain memotong rantai distribusi sehingga harga beras bisa ditekan, pemerintah juga memberikan subsidi kepada dua gapoktan sebesar Rp 200 juta berbentuk alat pertanian, kemasan dan transportasi sehingga harga beras tani jauh lebih rendah dibanding harga beras di pasaran.
Dia menjelaskan tujuan dari program ini gapoktan bisa mandiri mendistribusikan hasil panennya ke pasar tanpa melalui tengkulak. Selain itu, produksi Beras Tani tepat sasaran dan tidak diborong oleh pedagang untuk dijual kembali, pembelian dibatasi maksimal 4 kg per KK. "Selama bulan Puasa, jaringan distribusi Beras Tani bersubsidi sudah mampu menjual 4 ton lebih beras kepada konsumen,†kata Juwaris. (M-9)