BOYOLALI (KRjogja.com) – Puncak arus mudik di Jawa Tengah diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran. Untuk menekan jumlah kecelakaan, pengawasan kelaikan angkutan umum dan pengemudi akan ditingkatkan.
Kasi Sarana Angkutan Direktoral Lalu Lintas Polda Jateng, Kompol Arif Tribuana, saat pengecekan kelaikan kendaraan dan kesehatan pengemudi angkutan umum di Terminal Pengging, Boyolali, Kamis (23/06/2016). Pihaknya memperkirakan, puncak arus mudik di Jawa Tengah akan berlangsung pada H-3 Lebaran saat rombongan pemudik dari wilayah Jabodetabek yang mayoritas menggunakan jalur pantura mulai memasuki wilayah Jawa Tengah melalui Brebes yang menjadi pintu masuk utama rombongan pemudik.
Sebagai antisipasi menghadapi puncak arus mudik, Dirlantas Polda Jateng pada 1 Juli mendatang akan mulai menurunkan pasukan dengan fokus di daerah Brebes dan di sepanjang jalur pantura yang diprediksi menjadi titik paling rawan macet selama puncak arus mudik.
“Untuk Dirlantas Polda akan fokus di Brebes, sementara untuk wilayah kabupaten lain akan di back up petugas lalin dan instansi terkait,†kata Arif.
Sementara untuk puncak arus balik, pihaknya memprediksi akan terjadi pada H+3 atau H+4 Lebaran. Selama puncak arus mudik dan arus balik, yakni pada H-5 hingga H+3 Lebaran, kendaraan angkutan barang jenis truk juga dilarang melintas di jalur-jalur yang digunakan untuk menampung arus mudik dan arus balik.
“Truk yang diperbolehkan melintas selama puncak arus mudik dan balik hanya truk yang mengangkut sembako dan bahan bakar saja,†tambahnya.
Sejak Selasa (21/06/2016) kemarin, pihak Dirlantas Polda Jateng mulai berkeliling ke sejumlah daerah di Jawa Tengah untuk mengecek kelaikan kendaraan angkutan umum dan kesehatan pengemudi. Menurut Arif, hal itu dilakukan untuk menekan jumlah kecelakaan sesuai program dari presiden yakni zero accident selama arus mudik dan balik. (M-9)
