Kondisi Panas Kemarau, Petani Tetap Pilih Tanam Padi

Photo Author
- Kamis, 31 Agustus 2023 | 13:05 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Krjogja.com - SUKOHARJO - Petani tetap memilih menanam padi meski kondisi sawah kering terdampak musim kemarau bersamaan dengan fenomena alam El Nino. Sumber air didapat petani dengan memanfaatkan sungai dan sumur dalam. Akibatnya biaya penanaman menjadi meningkat karena kebutuhan sewa mesin pompa air dan bahan bakar.

Petani Desa Menuran Kecamatan Baki Bagyo, Kamis (31/08/2023) mengatakan, kondisi lahan sudah kering karena lahan pertanian di wilayahnya tidak dialiri saluran irigasi dan mengandalkan air hujan. Sawah tadah hujan tersebut tetap ditanami padi.

Petani lebih memilih menanam padi karena sudah menjadi pola tanam dan berharap mendapatkan keuntungan besar. Padi dikatakan Bagyo menjadi komoditas yang lebih mudah dijual di pasar.

"Lebih pilih tanam padi. Meski sulit karena tidak ada air tapi tetap tanam padi karena hasil panen banyak yang beli," ujarnya.

Bagyo menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air tanam padi dilakukan dengan menyedot air sungai dan sumur pantek atau sumur dalam. Usaha tersebut dilakukan dengan risiko biaya lebih besar harus ditanggung petani.

Baca Juga: Polres Bantul Siapkan Pengamanan Tahapan Pemilu

Biaya harus dikeluarkan untuk sewa mesin diesel atau pompa air dan bahan bakar. Dalam satu hari petani harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah. Biaya tambahan lain harus dikeluarkan apabila air untuk mengairi sawah sampai malam hari.

Petani Desa Ngemplak Kecamatan Kartasura Suratno mengatakan, petani di desanya sudah terbiasa menghadapi kondisi kering saat musim kemarau. Sebab di wilayahnya tidak ada aliran irigasi yang bisa diandalkan saat kekeringan melanda. Air sepenuhnya diambil petani dari sumur pantek.

"Sudah risiko sawah tadah hujan kekurangan air saat kemarau. Petani tetap tanam padi. Air diambil dari saluran air atau sungai dan sumur pantek," ujarnya.

Pemkab Sukoharjo memantau kondisi pertanian di wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu pada puncak El Nino dimana cuaca sangat panas berdampak pada kekeringan. Pemantauan dilakukan untuk menjamin keberlangsungan tanaman padi dan palawija agar tetap panen dan berkontribusi pada stok pangan daerah.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani, mengatakan, pemantauan keberlangsungan tanaman pangan dilakukan secara menyeluruh melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo. Namun demikian pada puncak El Nino sekarang pemantauan lebih diintensifkan di wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Hal ini dilakukan mengingat di tiga kecamatan tersebut paling rawan terdampak kekeringan yang mengancam tanaman pangan petani. (Mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X