Krjogja.com - Sukoharjo - Petani di sejumlah wilayah yang menanam tanaman pangan non padi panen dan untung besar ditengah kondisi panas ekstrem akibat musim kemarau pengaruh puncak fenomena alam El Nino. Panen tersebut seperti meliputi jagung, cabai, bawang merah, singkong, porang dan kedelai. Selain itu juga panen beberapa jenis buah seperti semangka, melon, jambu dan lainnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Minggu (24/9) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah gencar melakukan sosialiasi dan edukasi kepada petani secara menyeluruh dan berkelanjutan. Petugas menekankan kepada petani terkait banyak hal, salah satunya mengenai perubahan musim di Indonesia yakni hujan dan kemarau.
Baca Juga: Ketimpangan Ekonomi Digital: Pentingnya Regulasi untuk Melindungi UMKM
Perubahan musim harus ditekankan kepada petani dengan melakukan upaya agar tanaman yang ditanam tetap bisa panen. Artinya tanaman pangan tidak hanya padi saja, namun menyesuaikan dengan kondisi alam dengan menambah tanaman seling non padi seperti palawija dan buah.
"Cuaca panas ekstrem seperti sekarang di satu sisi memang sering dikeluhkan karena berdampak kekeringan. Tapi sisi lain bisa dimaksimalkan dengan tanaman pangan lain yang tanah panas. Hasilnya petani disejumlah wilayah mampu panen dan menambah stok pangan. Panen seperti palawija dan buah," ujarnya.
Baca Juga: Nuraini Dessy W Didapuk Direktur Pelni
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menerjunkan petugas dengan memberikan pendampingan penuh kepada petani baik tanaman padi dan non padi. Khusus tanaman non padi dilakukan menyesuaikan kondisi lahan yang sulit air.
Bagas menjelaskan, masing-masing wilayah lahan tadah hujan atau bersifat kering saat musim kemarau memiliki karakteristik berbeda. Petani di wilayah tersebut biasanya melakukan penanaman tanaman pangan non padi secara bersama atau satu jenis.
"Untuk tanaman pangan non padi biasanya dipilih jagung, kedelai, singkong, ketela bahkan porang. Selain itu ada juga buah seperti semangka, melon. Berbagai sayuran seperti cabai, bawang merah dan timun. Termasuk juga tanaman non pangan seperti tembakau juga dimaksimalkan ditanam petani saat kondisi panas ekstrem seperti sekarang," lanjutnya.
Baca Juga: UMKM Pulih, Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat
Hasil panen tanaman pangan non padi tersebut sudah dilihat langsung Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dalam kondisi baik. Hasil panen tersebut untuk menambah stok pangan dan barang dipasaran. Selain itu juga dijual sampai keluar daerah.
"Penekanannya lahan pertanian tetap dimaksimalkan untuk ditanami tanaman pangan sekalipun kondisi terpapar panas ekstrem dan kering. Tapi petani berhasil panen," lanjutnya.
Petani asal Kecamatan Gatak Wandi mengatakan, sawah tadah hujan miliknya sudah sejak Juli lalu kesulitan air. Karena itu lebih memilih menanam tanaman non padi yakni jagung. Pilihan tersebut menyesuaikan dengan kondisi lahan dan menekan pengeluaran biaya ekstra suplai air untuk mengairi sawah. "Hasilnya baik dan bisa panen banyak. Hasil penjualan saya gunakan lagi untuk tanam berikutnya," ujarnya.
Wandi mengatakan, jagung juga dipilih karena banyak petani di wilayahnya menanam tanaman tersebut. Karena itu pada saat panen tidak mengalami kesulitan mencari pembeli. (Mam)