Krjogja.com Sukoharjo Petani membutuhkan jaminan ketersediaan air dan pupuk subsidi selama tanam hingga panen padi. Apabila terpenuhi maka petani bisa tenang dan hasil panen melimpah. Sebab selama ini sering terjadi masalah kekurangan air dan pupuk sehingga memaksa petani harus mengeluarkan biaya ekstra hingga panen padi. Hal ini juga akan berpengaruh pada stok dan harga beras dipasaran.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Jumat (23/2) mengatakan, air dan pupuk subsidi menjadi barang sangat berharga bagi petani. Karena itu ketersediaannya wajib dipenuhi untuk mendukung proses tanam padi hingga panen.
Kebutuhan air dan pupuk subsidi membuat petani kelabakan. Sebab dalam setahun kemarin di tahun 2023 lalu petani mengalami kesulitan. Air menjadi barang langka bagi petani karena fenomena alam cuaca panas ekstrem El Nino.
"Bahkan sumber penampungan di Dam Colo Nguter yang harusnya bisa diandalkan petani justru terdampak kekeringan hingga membuat petani kelabakan kesulitan dapat air untuk mengairi tanaman padi. Tahun 2023 kemarin memang sangat terasa dampaknya bagi petani karena adanya El Nino," ujarnya.
Jigong menjelaskan, kekurangan air sebenarnya sudah dikeluhkan petani ke pemerintah saat musim kemarau agar tidak menutup pintu saluran air Dam Colo Nguter. Namun pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) tetap menutup saluran air selama satu bulan untuk perawatan rutin tahunan. Disaat pintu air sudah dibuka kembali, petani tetap saja masih kekurangan air karena debit air Dam Colo Nguter turun drastis. Akibatnya ribuan hektar sawah yang sudah terlanjur ditanami padi mengalami kekeringan.
Dampak debit air Dam Colo Nguter turun drastis membuat banyak petani menunda tanam padi. Sebab petani terpaksa menunggu musim hujan tiba dan meminimalisir kerugian dan pembengkakan biaya untuk mengairi sawah melalui sumur pantek.
"Diharapkan tahun 2024 ini kebutuhan air dapat terpenuhi semua dan tidak seperti tahun 2023 lalu. Hujan sudah turun dan diharapkan penampungan air seperti Dam Colo Nguter mampu menampung banyak air untuk persediaan pertanian," lanjutnya.
Jigong menambahkan, petani juga membutuhkan jaminan ketersediaan pupuk subsidi untuk mempermudah proses tanam padi hingga panen. Sebab masih banyak petani kekurangan mendapat alokasi pupuk subsidi karena ada pembatasan dari pemerintah. Selain itu petani juga sulit mendapat pupuk subsidi karena harus berebut dengan petani petani.
"Untuk alokasi pupuk subsidi kami tidak tahu. Karena itu kewenangan dinas terkait. Tapi petani kami di P3A Dam Colo Timur masih mengalami kesulitan. Ada juga petani terpaksa memenuhi kebutuhan dengan membeli pupuk non subsidi karena pupuk subsidi yang didapat kurang dan belum memenuhi kebutuhan," lanjutnya.
Pada musim tanam I (MT I) padi kali ini, Jigong mengatakan kebutuhan air petani sudah terpenuhi dari hujan. Musim hujan juga membuat debit air di sumber penampungan air seperti di Dam Colo Nguter mulai terisi. Diharapkan debut air terus terisi dan menjadi jaminan ketersediaan air bagi petani saat musim kemarau nanti.
"Cuaca sangat sulit diprediksi dan mudah-mudahan musim hujan bisa berlangsung lama dan menjamin pemenuhan kebutuhan air pertanian bagi petani," lanjutnya.
Khusus untuk pupuk subsidi, Jigong meminta kepada dinas terkait untuk aktif dan terbuka mengenai data ketersediaan pupuk subsidi. Sebab petani sangat membutuhkan jaminan pupuk.
"Jaminan kebutuhan air dan pupuk ini sekaligus upaya menjaga ketahanan pangan. Apalagi kebutuhan beras sekarang tinggi dan ada kenaikan harga. Dalam hal ini petani sangat diandalkan mampu membantu penyediaan kebutuhan pangan," lanjutnya. (Mam)