Krjogja.com Klaten - Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Klaten menggelar rapat paripurna dengan agenda, penyampaian penjelasan laporan keterangan pertanggungjawaban bupati Klaten tahun 2023, bertempat di ruang paripurna pada senin (18/3/2024). Rapat dipimpin Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo dan Wakil Ketua Haryanto serta Marjuki. Rapat juga dihadiri Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya.
Ketua DPRD mengemukakan, penyampaian tersebut masih tahap awal, berupa sambutan pembukaan oleh bupati secara makro. Secara detail akan disampaikan dengan soft file dan hard file, selanjutnya akan dibedah oleh DPRD melalui mekanisme workshop. Workshop akan dilakukan bekerjasama dengan perguruan tinggi.
“Seperti biasa kami melakukan fungsi DPRD. Setelah APBD dilaksanakan harus diawasi. Setelah kami kaji bersama akademisi, akan kami berikan catatan-catatan strategis untuk digunakan eksekutif dalam menyusun APBD tahun berikutnya, atau 2024. Kemarin apa saja capaian-capaian yang sudah baik, lalu apa saja yang kurang nanti akan kami berikan masukan agar APBD 2024 lebih baik lagi,” kata Hamenang.
Hamenang menilai, dari angka-angka makro yang disampaikan bupati, gambaran secara makro APBD Klaten 2023 sudah cukup bagus. Terbukti diantaranya ada berbagai penghargaan yang diraih Kabupaten Klaten. Artinya program-program Kabupaten Klaten mendapat apresiasi.
Terkait Silpa, bisa bernilai positif dan bisa juga bernilai negatif. Untuk itu DPRD masih akan mengkaji silpa tersebut apakah karena adanya efisiensi atau karena hal lain. Jika karena efisiensi berarti kita patut apresiasi,’ tambah Hamenang.
Dalam laporannya, Bupati Klaten Sri Mulyani antara lain menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Klaten, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klaten pada tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,7%. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi Jawa tengah yang sebesar 4,98% dan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05%.
Inflasi di Kabupaten Klaten tahun 2023 sebesar 3,2%, atau mengalami penurunan signifikan dibandingkan inflasi tahun 2022 sebesar 7,03%. hal ini dikarenakan terkendalinya harga beberapa komoditas pangan utama, kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang semakin meningkat. (Sit)
