Krjogja.com Sukoharjo Petani sawah tadah hujan disejumlah wilayah mulai menanam tanaman non padi karena cuaca panas musim kemarau. Petani memilih tanaman palawija seperti jagung, kacang tanah dan kedelai. Selain itu juga beberapa tanaman buah semangka dan melon. Termasuk menanam tembakau karena lebih tanah panas dan tidak butuh air banyak.
Petani Desa Blimbing Kecamatan Gatak Suwarno, Sabtu (22/6) mengatakan, cuaca sangat mempengaruhi petani tanam padi atau non padi dengan melihat ketersediaan stok air pertanian. Petani sawah tadah hujan pada musim kemarau lebih memilih menanam tanaman non padi seperti palawija, buah atau tembakau.
"Sebenarnya ini masih musim tanam II (MT II) tapi kondisi di sawah tadah hujan sudah kering akibat cuaca panas. Sekarang sepertinya sudah masuk musim kemarau. Jadi petani setelah panen MT I padi lebih memilih menanam tanaman non padi yang tidak butuh banyak air," ujarnya.
Suwarno mengatakan, pada MT II ini lebih memilih menanam palawija jagung. Pilihan tanaman tersebut karena faktor menyesuaikan kondisi cuaca panas musim kemarau. Sebab sawah tadah hujan miliknya tidak memiliki cukup stok air untuk tanaman padi.
Tanam jagung juga dipilih karena sudah menjadi kebiasaan petani saat musim kemarau. Selain itu, hasil panen jagung yang ditanam juga sudah memiliki pasaran sendiri dan diburu pembeli.
"Seharusnya tanam jagung ini saat MT III saat puncak kemarau. Tapi sekarang sudah tanam karena memang harga jagung tidak terlalu kalah dengan padi dan masih memberi keuntungan petani," lanjutnya.
Suwarno menambahkan, di lahan pertanian terdekatnya di wilayah beberapa desa di Kecamatan Gatak lainnya banyak petani memilih menanam tembakau. Tanaman tersebut dipilih karena rutin ditanam saat masuk kemarau. (Mam)