KRjogja.com - SUKOHARJO - Harga cabai rawit terus mengalami kenaikan. Cabai rawit merah bahkan tembus diharga Rp 73.000 per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau Rp 47.000 per kilogram. Kenaikan diperkirakan karena faktor hasil panen berkurang dampak musim kemarau. Sebab stok barang di pedagang juga terbatas. Pembeli dari masyarakat masih stabil.
Pedagang Pasar Kartasura Suyamti, Selasa (23/7/2024) mengatakan, harga kebutuhan pokok pangan khususnya sayur mengalami perubahan signifikan sejak beberapa hari karena faktor cuaca panas musim kemarau. Paling menonjol yakni cabai dimana harga mengalami kenaikan dan stabil tinggi.
Pedagang setiap hari masih menerima pasokan barang dari petani dan pengepul. Namun demikian harga yang diterima sudah tinggi. Sedangkan pasokan barang yang diterima terkadang juga terbatas.
Baca Juga: Sebanyak 69 Orang Lolos Seleksi Administrasi Calon Anggota DJSN
Hal ini berdampak pada tingginya harga cabai dipasaran. Bahkan sejak seminggu terakhir harga cabai rawit terus naik.
"Harga cabai masih tinggi. Tertinggi cabai rawit merah Rp 73.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit hijau naik Rp 5.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 42.000 per kilogram menjadi Rp 47.000 per kilogram," ujarnya.
Harga cabai jenis lainnya yakni cabai merah besar teropong Rp 35.000 per kilogram dan cabai merah keriting Rp 35.000 per kilogram. Harga kedua jenis cabai tersebut masih stabil tinggi sejak beberapa hari terakhir.
Suyamti mengatakan, harga bawang merah turun Rp 1.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 24.000 per kilogram menjadi Rp 23.000 per kilogram. Penurunan harga juga terjadi pada bawang Bombay Rp 2.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 39.000 per kilogram menjadi Rp 37.000 per kilogram. Harga bawang putih jenis sin chung Rp 35.000 per kilogram dan bawang putih jenis kating Rp 39.000 per kilogram.
Baca Juga: Pemantapan Nilai Kebangsaan Penting untuk Solusi Berbagai Persoalan Bangsa
"Cuaca panas dan kering membuat panen cabai di petani tidak maksimal. Akibatnya pasokan barang ke pedagang berkurang dan stok menjadi terbatas," lanjutnya.
Suyamti mengatakan, tidak mau mengambil risiko besar dengan menyimpan banyak stok cabai. Selain karena pasokan dari petani berkurang, juga dipengaruhi kondisi cabai yang mudah busuk dan rusak. Apabila dipaksakan dikhawatirkan bisa berdampak kerugian besar.
"Stok barang sedapatnya dari petani dan pengepul yang kirim barang kesini. Tapi yang jelas cabai sering habis dibeli dan tidak sampai menyimpan barang terlalu lama karena mudah busuk dan rusak," lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono mengatakan, harga kebutuhan pokok pangan khususnya jenis sayuran ikut terpengaruh pada peralihan musim. Cuaca panas sangat berpengaruh pada kondisi tanaman. Namun demikian, musim kemarau sekarang belum terasa dampaknya pada kegagalan panen. Petani masih bisa panen dan hasilnya dijual ke pasaran.
"Harga masih relatif stabil dan memang ada kenaikan tapi masih terkendali. Harga salah satunya dipengaruhi perubahan cuaca," ujarnya.