Krjogja.com Sukoharjo Harga kebutuhan pokok pangan menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mengalami kenaikan khususnya komoditas cabai dan telur ayam. Kenaikan terjadi secara bertahap sejak beberapa hari terakhir. Namun demikian, stok barang di pedagang masih mencukupi kebutuhan masyarakat.
Pedagang Pasar Kartasura Suyamti, Jumat (13/12) mengatakan, kenaikan harga pangan menjelang perayaan Natal 2024 dan tahun baru 2025 merangkak naik terjadi pada telur ayam dan komoditas sayuran khususnya cabai. Penyebabnya dipengaruhi faktor cuaca ekstrem dimana berdampak pada bencana alam disejumlah daerah penghasil tanaman pangan.
Bencana alam seperti banjir juga membuat transportasi pengiriman barang kebutuhan pokok pangan menjadi terhambat. Akibatnya berpengaruh pada stok barang di pedagang.
"Beberapa daerah penghasil sayuran terdampak cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang hingga banjir membuat hasil panen kurang maksimal dan pengiriman barang terhambat," ujarnya.
Bencana alam juga membuat permintaan bahan pokok pangan seperti sayuran meningkat disejumlah daerah. Padahal petani didaerah penghasil panennya kurang maksimal.
"Paling terlihat sekarang cabai harga merangkak naik. Hampir setiap hari ada kenaikan harga. Telur ayam juga," lanjutnya.
Baca Juga: Raditya Dika Bongkar Rahasia Monetisasi Konten: Ini Kelebihan YouTube Shopping Affiliate
Harga cabai merah besar mengalami kenaikan paling tinggi Rp 4.000 per kilogram. Sebelumnya dijual Rp 24.500 per kilogram sekarang Rp 28.500 per kilogram. Cabai merah keriting naik Rp 3.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 25.250 per kilogram naik menjadi Rp 28.750 per kilogram, cabai rawit hijau naik Rp 1.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 26.750 per kilogram menjadi Rp 28.250 per kilogram. Terakhir cabai rawit merah naik sedikit Rp 250 per kilogram dari sebelumnya Rp 35.250 per kilogram menjadi Rp 35.500 per kilogram.
"Harga paling mahal cabai rawit merah sampai Rp 35.500 per kilogram. Tapi dibanding cabai jenis lain cabai rawit merah kenaikan harganya sekarang paling rendah hanya Rp 250 per kilogram," lanjutnya.
Harga telur ayam merangkak naik dari sebelumnya Rp 25.000 per kilogram menjadi Rp 28.000-Rp 29.000 per kilogram. Kenaikan terjadi karena faktor peningkatan permintaan masyarakat serta dipengaruhi keterlambatan pengiriman barang mengingat sejumlah daerah terdampak banjir.
Baca Juga: Empat Hal yang Harus Dimiliki UMKM untuk Bisa Naik Kelas
"Untuk telur terlambat pengiriman karena truk pengangkut terjebak macet jalan terkena banjir dibeberapa daerah," lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono, mengatakan, memasuki bulan Desember pemantauan terhadap ketersediaan dan harga bahan pokok khususnya pangan semakin diintensifkan. Pemantauan juga dilakukan petugas terkait distribusi barang dari produsen ke gudang hingga sampai ke pembeli atau masyarakat.
Pemantauan tersebut dilakukan sebagai bagian persiapan menjelang perayaan Natal dan tahun baru. Pada momen tersebut kemungkinan permintaan bahan pokok pangan mengalami peningkatan. Hal ini sangat berpengaruh pada ketersediaan barang dan harga dipasaran. (Mam)