Krjogja,com Sukoharjo Sungai Bengawan Solo meluap setelah sebelumnya turun hujan deras dan berdampak banjir di enam kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Akibatnya sebanyak 549 kepala keluarga (KK) atau 2.089 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman seperti di atas tanggul, masjid dan rumah tetangga. Pemkab Sukoharjo sudah turun gerak cepat melakukan penanganan dengan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan logistik dan lainnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Selasa (25/2) mengatakan, hujan deras turun pada Senin (24/2) siang hingga malam hari merata disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Akibatnya debit air sungai mengalami peningkatan signifikan dalam waktu cepat dan bersamaan. Kondisi tersebut mengakibatkan banjir di enam kecamatan.
Wilayah terdampak tersebut meliputi Kecamatan Polokarto, Baki, Grogol, Mojolaban, Nguter dan Sukoharjo. Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo merendam rumah warga, area pertanian, jalan dan merusak jembatan.
Baca Juga: Tips Pengelolaan Keuangan Bijak Saat Menggunakan Pinjaman Online
Data BPBD Sukoharjo diketahui banjir di wilayah Kecamatan Polokarto berdampak pada 60 KK atau 180 jiwa di satu desa, Kecamatan Baki 32 KK atau 106 jiwa di dua desa, Kecamatan Grogol 144 KK atau 700 jiwa di enam desa, Kecamatan Mojolaban 305 KK atau 1.052 jiwa di tiga desa dan di Kecamatan Nguter 8 KK atau 51 jiwa di tujuh desa. Banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Sukoharjo namun tidak sampai berdampak pada warga mengungsi.
"Banjir terjadi di enam kecamatan pada Senin (24/2) hingga Selasa (25/2) masih ada beberapa wilayah banjir dan sebagian sudah surut. Total ada 549 KK atau 2.089 jiwa terdampak banjir mengungsi ke tempat aman di atas tanggul, masjid dan rumah tetangga yang tidak terdampak banjir," ujarnya.
Banjir di wilayah Kecamatan Grogol meliputi Bacem RT 3 dan RT 4 RW 1 Desa Langenharjo berdampak pada 20 KK atau 59 jiwa, Jati RT 1, 2 dan 3 Desa Langenharjo 20 KK atau 100 jiwa, GPA Parangjoro 25 KK atau 100 jiwa, Permata Pandeyan 50 KK atau 200 jiwa, Bacem Grogol 31 KK atau 112 jiwa dan Telukan Tengklik 18 KK atau 59 jiwa.
"Banjir di wilayah Kecamatan Grogol meliputi perkampungan dan perumahan. Ketinggian air bervariasi," lanjutnya.
Banjir di Kecamatan Mojolaban akibat luapan Sungai Bengawan Solo terjadi di tiga desa. Wilayah tersebut meliputi Desa Gadingan di Ngemplak 32 KK atau 103 jiwa, Klatak 23 KK atau 100 jiwa, Ngrayapan 6 KK atau 25 jiwa, Jagang 35 KK atau 118 jiwa, Jetis 13 KK atau 76 jiwa, Tempel 39 KK atau 117 jiwa, Ngombol 20 KK atau 70 jiwa, Kismosari 12 KK atau 65 jiwa, Jatitejwn 40 KK atau 100 jiwa dan Kesongi 85 KK atau 278 jiwa. Total keseluruhan 305 KK atau 1.052 jiwa.
Wilayah Kecamatan Polokarto banjir terjadi di wilayah Mlajon, Desa Kemasan 60 KK atau 180 jiwa. Banjir di Kecamatan Sukoharjo meliputi Kelurahan Jetis, Joho, Gayam dan Begajah. Kecamatan Baki di Desa Mancasan dan Desa Ngrombo 32 KK atau 106 jiwa.
Banjir di Kecamatan Nguter meliputi Desa Pengkol, Celep, Plesan, Kedungwinong, Kepuh, Lawu dan Daleman. Banjir sempat menganggu aktivitas masyarakat dan lalu lintas kendaraan karena jalan terendam air.
"Kebutuhan logistik untuk warga terdampak banjir seperti yang mengungsi sudah terpenuhi. Sudah dibuatkan dapur umum oleh Pemkab Sukoharjo dan ada juga bantuan dari warga lain yang tidak terdampak banjir memberikan nasi bungkus sebagai bentuk solidaritas membantu sesama," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, kelurahan dan kecamatan untuk melakukan pendataan terkait kondisi warga dan infrastruktur bangunan. Hal ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dan tidak ada warga yang belum mendapat penanganan terdampak banjir. Terpenting juga terkait kondisi jalan dan jembatan serta fasilitas umum masyarakat lainnya setelah terdampak banjir.
"Kerusakan sementara baru didata oleh kepala desa, lurah dan camat. Kami sudah minta koordinasi pendataan wilayah. Sementara laporan yang masuk ada kerusakan jembatan di Desa Kedungwinong dan Desa Pengkol Kecamatan Nguter. Untuk memastikan kondisinya kami koordinasikan dengan pihak desa dan kecamatan," lanjutnya. (Mam)