KRjogja.com, KLATEN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Klaten menyelenggarakan rapat paripurna dengan agenda tunggal penyampaian pidato sambutan Bupati Klaten periode 2025 - 2030, Senin (3/3/2025).
Rapat yang berlangsung di ruang paripurna, tersebut dipimpin Ketua DPRD Klaten, Edy Sasongko, dan dihadiri Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhianto, para wakil ketua serta anggota DPRD, serta para pimpinan OPD.
Edy Sasongko mengemukakan, setelah dilantik, bupati harus menyampaikan pidatonya di rapat paripurna DPRD. Setelah itu eksekutif dan legislatif akan bekerja sama untuk membahas RPJMD.
“Jenengan juga sudah mendengarkan apa yang disampaikan bupati adalah untuk membuat Klaten yang maju sejahtera berkelanjutan, sinergi dengan DPRD. Kita DPRD betul-betul bermitra dengan pemerintah daerah. Kolaborasi dengan DPRD, pertama nanti menyesuaikan RPJMD. Kemarin RPJMD 2021-2026 nanti diubah menjadi RPJMD 2025 - 2029, itu juga ada batasan waktunya. Jadi setelah ini nanti ada tindak lanjut, maksimal 6 bulan setelah dilantik RPJMD itu harus sudah selesai,” kata Edy Sasongko.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo dalam sambutan perdananya, menyampaikan sejumlah persoalan krusial di Klaten. Antara lain penurunan angka kemiskinan dan peningkatan angkatan kerja di Klaten. Ia mengajak seluruh pihak untuk melupakan perbedaan saat pelaksanaan Pilkada 2024 dan berfokus pada pembangunan Kabupaten Klaten yang akan datang.
“Mari kita lupakan semua perbedaan saat kontestasi Pilkada yang lalu. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat Klaten untuk menatap ke depan dan bersama menjawab semua tantangan yang akan datang,” kata Hamenang.
Lebih lanjut Hamenang menjelaskan, terkait pengentasan kemiskinan, Kabupaten Klaten mengalami tren yang positif selama 2020 hingga 2024, yaitu sebesar 12,89 persen (2020) menjadi 12,04 persen pada 2024. Kendati demikian, Hamenang meminta seluruh pihak untuk meningkatkan upaya penanganan kemiskinan dari berbagai sektor.
“Secara tren, ini sudah positif. Namun perlu adanya upaya dalam penanganannya agar lebih komprehensif. Sehingga angka kemiskinan dapat ditekan lagi,” tambah Hamenang.
Di sisi lain, angka pengangguran terbuka juga berhasil diturunkan, sebesar 4,2 persen di tahun 2023 menjadi 3,97 persen di tahun 2024. Ia meminta OPD terkait untuk terus meningkatkan keikutsertaan masyarakat di usia produktif dalam angkatan kerja di tahun-tahun selanjutnya. (Sit)