KRJogja.com - SUKOHARJO - Komisi III DPRD Sukoharjo merekomendasikan untuk melakukan langkah inovatif pengelolaan sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) atau mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif industri atau pabrik. Rekomendasi tersebut menindaklanjuti kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo, Bendosari diperkirakan penuh dalam waktu kurang dari lima tahun kedepan. Pengelolaan sampah sebagai bahan bakar alternatif selain dijadikan solusi masalah sampah, juga dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Ketua Komisi III DPRD Sukoharjo Wawan Pribadi, Selasa (22/4) mengatakan, Komisi III DPRD Sukoharjo sudah melakukan pembahasan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukoharjo tahun 2025-2029. Berdasarkan pembahasan tersebut dihasilkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi. Salah satunya yakni, dalam hal pengelolaan sampah di TPA Mojorejo Bendosari yang diperkirakan dalam waktu kurang dari lima tahun sudah tidak dapat menampung sampah, maka Komisi III DPRD Sukoharjo merekomendasikan untuk melakukan langkah inovatif antara lain dilakukan pengelolaan sampah dengan sistem RDF yaitu mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif yang dapat digunakan oleh pabrik semen, pendamping bahah bakar batu bara di industri tekstil dan pembangkit tenaga listrik. "Selain dapat dijadikan solusi masalah sampah, juga menjadi sumber pendapatan asli daerah," ujarnya.
Baca Juga: Sultan Sampaikan Dukacita Wafat Paus Fransiskus, Berharap Suksesi Berjalan Lancar
Komisi III DPRD Sukoharjo berharap rekomendasi tersebut menjadi bahan penting bagi kemajuan Pemkab Sukoharjo dalam pengelolaan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari. Sebab sampah sering jadi masalah dan harus ditangani secepatnya dengan serius.
"Sudah ada bahan yang digunakan. Artinya sampah yang tersedia di TPA Mojorejo Bendosari bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif," lanjutnya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo masih melakukan kajian pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) sebagai pusat pengolahan sampah masa depan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo, Bendosari. Kajian yang dikembangkan yakni produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri ramah lingkungan.
Keberadaan TPST kedepan menjadi keuntungan bagi daerah dalam pengelolaan sampah berupa pengolahan secara modern. Sehingga sampah tidak hanya ditumpuk saja, tapi menghasilkan produk dapat dijual dan menguntungkan.
Baca Juga: Tangkap Dua Residivis Satresnarkoba Polres Sukoharjo Berhasil Ungkap Kasus Peredaran Narkoba
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agus Suprapto, mengatakan, sudah ada arahan dari Bupati Sukoharjo terkait pengelolaan sampah masyarakat. Sampah dipilah dan dipilih serta diolah mulai dari tingkat bawah rumah tangga, RT, RW, desa dan kelurahan. Terakhir sampah dibuang ditingkat kabupaten di TPA Mojorejo, Bendosari.
Sampah yang dibuang di TPA Mojorejo, Bendosari tetap dilakukan pengolahan menggunakan sistem modern. Salah satu yang menonjol dan mendapat perhatian serius pemerintah pusat yakni terkait pemanfaatan gas metan dari pengolahan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari. Gas metan dialirkan dan digunakan secara gratis untuk masyarakat sekitar TPA Mojorejo, Bendosari.
DLH Sukoharjo masih akan melakukan pengembangan TPA Mojorejo, Bendosari naik satu tingkat menjadi level TPST. Persiapan dilakukan dengan melakukan perencanaan dan kajian. Termasuk memprogramkan produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari untuk dijual.
"Kajian yang dilakukan sekarang yakni program produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri ramah lingkungan. Sebenarnya ada juga produk lain, tapi yang paling menonjol keripik sampah itu karena belum banyak daerah melakukan dan kami mendapat dukungan penuh dari Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan pemerintah pusat," ujarnya.
TPA Mojorejo, Bendosari sudah mulai dikembangkan serius oleh Pemkab Sukoharjo sekitar tahun 2010 lalu disaat era kepemimpinan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Selama dua periode memimpin Kabupaten Sukoharjo terobosan besar dilakukan dengan sentuhan teknologi modern dalam pengelolaan sampah seperti pemanfaatan gas metan dan pengolahan kompos. Keberhasilan tersebut diapresiasi pemerintah pusat dengan pemberian penghargaan Adipura.
"Di era kepemimpinan Bupati Sukoharjo Etik Suryani sekarang akan diwujudkan TPST dengan produk keripik sampah sebagai bahan bakar industri ramah lingkungan. Kajian masih terus kami lakukan termasuk mencari pihak yang mau membeli produk. Akan kami jajaki komunikasi dengan pihak pabrik semen Grobogan. Mereka informasinya mau menerima karena lebih ramah lingkungan," lanjutnya.