KRjogja.com, BOYOLALI - Polres Boyolali berhasil mengamankan 10 pelaku premanisme dibeberapa wilayah di Boyolali dalam kegiatan Operasi Aman Candi 2025 yang digelar selama 17 hari.
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto mengungkapkan, 10 pelaku tersebut diamankan setelah mendapat laporan adanya pemalakan serta penganiayaan.
“Modusnya seperti meminta minta uang, memukul jendela kendaraan apabila tidak diberi uang, serta parkir liar,” kata Kapolres Rosyid, Rabu (28/5/2025).
10 pelaku tersebut, lanjut Kapolres, di amankan di beberapa tempat antara lain di Simpang Baru terminal Penggung, perempatan Terminal Lama, Jalan Kemusu-Juwangi, serta Lampu merah Surowedanan.
“Kami juga membongkar lapak-lapak yang digunakan sebagai markas berkumpulnya para pelaku premanisme ini,” kata Rosyid.
Rosyid menjelaskan, pelaku pemalakan biasanya meminta sejumlah uang ke pengendara terutama sopir truk yang melewati wilayah tersebut.
“Nominalnya beragam, mulai dari Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, sampai Rp 10 ribu, apabila si pengendara tidak memberi, nanti akan diancam, seperti itu,”jelasnya.
Dalam operasi tersebut juga, Polres Boyolali berhasil membubarkan aksi rencana tawuran antar pelajar di Kampung Wates, Kecamatan Mojosongo.
Rosyid menjelaskan, Para pelaku terancam pasal 170 KUHP tentang penganiayaan secara bersama sama dengan hukuman paling lama 12 tahun penjara, serta pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, dan pasal 80 ayat 3 nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.
Kapolres menambahkan, Operasi Aman Candi 2025 menargetkan pelaku kejahatan premanisme seperti pemerasan, pungli, penganiayaan, dan pengeroyokan.
“Apabila itu mengganggu iklim investasi di Boyolali, akan kami amankan, serta adanya operasi ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pelaku usaha UMKM di Wilayah Boyolali,” pungkasnya.(Mul)
