KRjogja.com, KLATEN - Untuk mengantisipasi munculnya kerawanan sosial dari kalangan pelajar, Kabupaten Klaten menerapkan absensi malam bagi para siswa sekolah lanjutan. Yakni absensi siang hari di sekolah, dan absensi di rumah pada malam hari. Absensi malam hari harus menunjukkan foto bersama orangtua dan dilengkapi lokasi. Hal ini dikemukakan Bupati Klaten usai acara doa bersama lintas agama di Pendopo Pemkab Klaten, Selasa (23/9/2025).
Bupati menyebutkan, jika sebelumnya potensi kerawanan ada pada hubungan antar umat beragama, maka saat ini titik paling rawan adalah pada remaja usia sekolah lanjutan yang kadang mudah terprovokasi oleh informasi-informasi hoaks di media sosial. Untuk itu, Pemkab Klaten telah membuat kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan terkait absensi tersebut.
“Kami juga bikin acara zoom dan penandatanganan pakta integritas, Forkopimda bersama seluruh elemen SMA, SMK di Kabupaten Klaten. Mereka di sekolah masing-masing tanda tangan semua untuk menjaga kondusifitas wilayah. Selain itu, kami masih memberlakukan absensi di malam hari. Sehari siswa absensi dua kali, absensi di sekolah dan malam hari absensi di rumah masing-masing harus ada foto bersama orangtua dan ada lokasinya sehingga kita bisa tracking, “ jelas Hamenang.
Lebih lanjut hamenang menjelaskan, kegiatan silaturahmi dan doa bersama lintas agama tersebut dilakukan, untuk menunjukkan kepada publik bahwa di Kabupaten Klaten tetap menjaga kekompakan semua elemen.
Kegiatan diikuti unsur keagamaan yang ada di Kabupaten Klaten sekaligus unsur tokoh-tokoh masyarakat. Dengan doa bersama, diharapkan bisa membawa Kabupaten Klaten semakin sejuk, adem ayem, dan bisa menjaga kondusifitas dan persatuan. Dengan demikian Kabupaten Klaten akan terbebas dari potensi-potensi kerawanan sosial.
“Dalam forum ini kami juga menyampaikan agar segera mengantisipasi kegiatan di Pos Kamling dalam rangka jogo tonggo. Jika Siskamling sudah diaktifkan semuanya, ke depan keamanan di Klaten akan semakin meningkat. Jika ada potensi-potensi kerawanan segera bisa dicegah sedini mungkin,” tambah Hamenang. (Sit)
