Krjogja.com - SUKOHARJO - Lelang pembangunan dua embung digelar. Pemkab Sukoharjo membangun embung di Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter dan Desa Pandeyan Kecamatan Grogol sebagai upaya menyediakan stok air untuk pertanian. Total anggaran yang disediakan untuk dua proyek tersebut lebih dari Rp 1 miliar.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Minggu (18/6) mengatakan, tahapan lelang sekarang yakni masuk download dokumen pemilihan mulai 9-19 Juni 2023. Jadwal berikutnya pemberian penjelasan 12 Juni 2023, upload dokumen penawaran 12-19 Juni 2023, pembukaan dokumen penawaran 19 Juni 2023, evaluasi administrasi, kualifikasi, teknis dan harga 19-22 Juni 2023, pembuktian kualifikasi 20-22 Juni 2023, penetapan pemenang 22 Juni 2023, pengumuman pemenang 22 Juni, masa sanggah 23 Juni 2023, surat penunjukan penyedia barang dan jasa 28-30 Juni 2023 dan penandatanganan kontrak 3-10 Juli 2023.
Lelang pembangunan embung sedang di Gapoktan Tani Jaya Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter dengan nilai HPS Rp 599,6 juta dan pembangunan embung sedang di Kelompok Tani Cendono Sari Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dengan nilai HPS Rp 598,8 juta.
"Sekarang masih tahap lelang dan diharapkan bisa segera selesai dan ada pemenang. Harapannya lancar dan tidak sampai gagal karena harus mengulang dan buruh proses waktu lagi. Jadwal lelang sudah ada tahapannya dan diikuti sesuai prosedur," ujarnya.
Pemkab Sukoharjo mengambil kebijakan sendiri langsung turun menyediakan anggaran proyek pembangunan embung di dua lokasi pada tahun 2023 ini. Kedua lokasi tersebut berada di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter.
Pemkab Sukoharjo sangat serius membuat kedua embung dengan melakukan persiapan sejak awal. Salah satunya seperti tempat yang akan dipakai pembangunan. Persiapan penting lainnya menyangkut pemenuhan kebutuhan anggaran pembangunan.
Untuk pembangunan Embung Pandeyan Grogol dan Embung Kedungwinong Nguter telah disiapkan anggaran dari APBD Sukoharjo tahun 2023 total lebih dari Rp 1 miliar. Artinya satu embung nantinya membutuhkan dana pembangunan sebesar Rp 500 juta lebih.
Persiapan selanjutnya yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sekarang yakni terkait tahapan lelang. "Pembangunan dua embung ini merupakan proyek sangat strategis dan mendapat perhatian besar dari Pemkab Sukoharjo untuk segera direalisasikan khususnya menyangkut pemenuhan kebutuhan air baik itu pertanian, perkebunan, perikanan, suplai air masyarakat bahkan membantu mengatasi banjir saat cuaca ekstrem apabila memang diperlukan," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter sengaja dipilih karena menjadi titik strategis untuk mendukung wilayah desa dan kecamatan sekitarnya setelah nantinya ada realisasi pembangunan embung. Sebab keberadaan embung tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi desa setempat saja, melainkan juga membantu desa dan kecamatan terdekat.
Disisi lain, Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter dipilih juga karena memenuhi persyaratan dalam pembangunan embung seperti ketersediaan lahan, sumber air dan lainnya. Air hasil tampungan embung di dua desa tersebut nantinya memiliki kapasitas besar untuk membantu khususnya dibidang pertanian. "Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah lumbung pangan dengan hasil panen padi melimpah dan surplus beras maka sudah selayaknya mampu mandiri dibidang air dengan memiliki embung sendiri," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat di Kabupaten Sukoharjo sudah memiliki kemandirian air untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan. Sebab di Kabupaten Sukoharjo sudah memiliki Dam Colo Nguter dan Waduk Mulur yang sudah lama diandalkan.
"Dibeberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo juga sudah banyak dibangun embung. Pemanfaatannya untuk mendukung petani, peternak dan masyarakat umum," lanjutnya.
Kedepan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo berharap di semua kecamatan bisa memiliki embung sebagai kemandirian air untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan. Program perencanaan sedang disiapkan salah satunya dengan mencari lokasi pembangunan.
"Minimal per kecamatan ada embung yang nantinya bisa mendukung pemenuhan air di desa dan kelurahan di kecamatan tersebut. Petani akan lebih mandiri dan terjamin kebutuhan air untuk pertanian," lanjutnya.