Krjogja.com - SUKOHARJO - Harga gabah panen padi di Kabupaten Sukoharjo tinggi rata-rata Rp 5.300-Rp 5.400 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibanding ketetapan pemerintah pusat hanya Rp 5.000 per kilogram. Tingginya harga gabah terjadi karena kualitas baik dan hasil panen petani di Kabupaten Sukoharjo dibutuhkan untuk memenuhi pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Selasa (9/5) mengatakan, panen padi masih terus berlangsung disejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Panen dimulai sejak Januari sampai Mei ini dengan luasan hamparan sawah bervariasi.
Hasil panen padi petani Sukoharjo memiliki kualitas bagus dan jumlah melimpah. Hal ini sebanding dengan tingginya harga gabah panen padi petani. Tingginya harga terjadi sudah sejak beberapa bulan lalu.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat harga gabah panen petani tinggi sekitar Rp 5.300-Rp 5.400 per kilogram. Harga tersebut sangat disambut baik petani karena lebih tinggi dibanding ketetapan pemerintah pusat hanya Rp 5.000 per kilogram.
[crosslink_1]
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat luas sawah yang panen padi pada bulan Januari 2023 seluas 1.681 hektar, Februari 6.245 hektar, Maret 9.346 hektar, April 2.653 hektar. Total keseluruhan panen padi di Kabupaten Sukoharjo terhitung Januari - April 2023 seluas 19.500 hektar.
Tingginya harga juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani Sukoharjo. Sebab kondisi tersebut sangat dibutuhkan mengingat dikatakan Bagas sangat penting bagi petani karena berperan besar membantu penyediaan stok pangan. "Harga gabah hasil panen petani Sukoharjo tinggi. Rata-rata Rp 5.300-Rp 5.400 per kilogram. Panen padi masih terus berlangsung disejumlah wilayah," ujarnya.
Bagas mengatakan, Pemkab Sukoharjo terus menunggu hasil panen di petani lokal. Sebab padi tersebut mampu memenuhi stok pangan daerah dan nasional. "Hasil panen padi petani lokal Sukoharjo dinanti daerah dan nasional. Banyak yang menunggu untuk menambah stok pangan nasional," lanjutnya.
Bagas Windaryatno mengatakan, harga gabah di wilayah Kabupaten Sukoharjo tinggi dan cenderung stabil sejak musim tanam pertama hingga musim tanam ketiga padi. Bahkan saat panen musim tanam ketiga sekarang masih tinggi. Kondisi tersebut menguntungkan bagi petani. "Harga gabah di Kabupaten Sukoharjo tinggi diatas HPP. Itu terjadi sejak musim tanam pertama hingga panen selanjutnya nanti. Petani diuntungkan," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo terus memberikan pendampingan kepada petani dan pemantauan lahan pertanian. Sebab Kabupaten Sukoharjo mendapat program super prioritas pemerintah IP400 atau empat kali tanam padi empat kali panen padi selama satu tahun.
Hasil pemantauan diketahui belum ada temuan harga gabah anjlok di wilayah Kabupaten Sukoharjo sejak musim tanam pertama hingga ketiga sekarang. Harga gabah selalu diatas HPP.
"Kami juga beri perlindungan agar petani tidak dirugikan dengan ulah oknum mempermainkan pasar dengan membuat harga gabah seenaknya. Sebab penentuan harga gabah sudah ada aturannya dari pemerintah," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, ditengah kondisi harga gabah tinggi dan panen melimpah membuat stok beras di wilayah Kabupaten Sukoharjo melimpah. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo berharap surplus beras pada tahun 2021 dan tahun 2022 lalu bisa meningkat sampai tahun 2023 ini. Peningkatan diharapkan terjadi mengingat petani melakukan empat kali tanam padi dan empat kali panen padi.