KLATEN, KRJOGJA.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno terpesona dengan musik tradisional Pring Sedapur. Yakni kesenian khas Desa Bugisan Kecamatan Prambanan, Klaten yang diciptakan oleh Sutikno yang kini sudah berusia 85 tahun. Sandiaga berharap seni tradisional itu bisa diwariskan, bahkan ia akan membantu menguruskan hak kekayaan intelektual penciptaan seni pring sedapur tersebut.
“Pak Tikno sudah 85 tahun, beliau harus menurunkan apdagenerasi seanjutnya. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah untuk memastikan hak kekayaan intelektual kepada Pak Tikno ini. Sehingga ini terinstitusionalisasikan tercatat sebagai hak yang dimiliki beliau, untuk diturunkan pada generasi selanjutnya. Kita tak ingin budaya ayng sangat luhur ini berhenti hanya di Pak Tikno,†kata Menteri Parekraf Sandiaga Uno saat meninjau Desa Wisata Bugisan sebagai salah satu dari 50 desa nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Desa Bugisan berhasil menembus 50 besar desa wisata terbaik di Indonesia, dari 3.500 peserta. Kesenian tradisional Pring Sedapur adalah salah satu nilai plus yang mengantarkan Desa Bugisan masuk 50 besar
Sandiaga juga meminta kepada Bupati Klaten Sri Mulyani untuk memberikan pembinaan dan lebih mengelakan kesenian pring sedapur ke desa-desa wisata yang lain.
Dalam kunjungan di Desa Bugisan, Sandiaga disuguhi berbagai potensi desa wisata di Klaten ini. Antara lain tampilan bregodo, rebutan gunungan hasil bumi, kesenian gejog lesung, sinau nguri-uri aksara jawa, bahkan Sandiaga jug mencoba untuk ikut jemparingan dan memainkan alat musik Pring Sedapur. Sandiaga memilih memainkan kendang dengan dibimbing langsung oleh Pak Sutikno.
Didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani, Sandiga juga meninjau berbagai produk ekonomi kreatif. Antara lain batik eco print, busana daur ulang sampah. Menteri juga menikmati minum jamu bersama bupati dan wakil bupati.
Bupati Klaten Sri Mulyani mengemukakan, bersyukur Bugisan masuk 50 desa wisata terbaik Indonesia. Desa Bugisan memiliki Candi Kembar yang hanya satu-satunya di Indonesia. Sebelum pandemi Pemkab Klaten setiap tahun memberikan uang pembinaan Rp 200 juta untuk mengembangkan desa-desa wisata. Saat pandemi, bantuan dihentikan sementara karena difokuskan untuk penanganan pandemi.
“Pasca pandemi akan ilihat desa mana saja yang akan disuport kembali. Desa wisata ini sangat menunjang perekonomian, mengurangi pengangguran di desa tersebut,†kata Bupati. (Sit)