klaten

Larung Kepala Kerbau Ke Dalam Kawah Merapi, Jaga Keselarasan Manusia Dengan Alam

Minggu, 1 September 2019 | 17:29 WIB
Kepala kerbau yang dikirab dan dilarung ke dalam Kawah Merapi (Galih Prasojo)

BOYOLALI, KRJOGJA com -‎ Masuki Tahun Baru 1441 Hijriyah, masyarakat di lereng Gunung Merapi melarung kepala kerbau ke dalam kawah di puncak Merapi. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, pelarungan tersebut sebagai bentuk rasa syukur sebagai bentuk hubungan manusia dengan alam, terkhusus Gunung Merapi, yang selama ini menjaga kehidupan manusia dengan kelimpahan alamnya. 

Dalam prosesi yang dilakukan di awal Bulan Suro dalam penanggalan Jawa tersebut, sejak Sabtu (31/8), kepala kerbau dengan berbagai hasil bumi dikirab keliling desa-desa di kawasan Selo. Menjelang malam, kirab berakhir di kawasan Joglo di kaki Merapi disertai dengan rapalan dan doa untuk keberlangsungan yang harmonis antara manusia dengan alam.  Usai ritual, kepala kerbau dibawa ke puncak Merapi untuk dilarung ke dalam kawah, tepat di malam satu suro. Prosesi tersebut menjadi puncak dari berbagai ritual yang dilakukan masyarakat setempat, khusus untuk menyambut tahun baru Islam tersebut.

Tokoh adat setempat, Paiman Hadi Martono menjelaskan, acara pelarungan tersebut sebagai bentuk sedekah dari manusia kepada alam. Gunung Merapi sebagai tempat hidup warga setempat, dianggap selalu menaungi kehidupan warga, baik keselamatan maupun kesejahteraan melalui limpahan abu atau material lain yang membuat pertanian warga setempat selalu subur.  Sehingga memasuki bulab sakral dalam masyarakat Jawa, yakni Bulan Suro, masyarakat setempat melakukan prosesi ritual sebagai bentuk penghormatan kepada alam tempat mereka hidup. 

Sementara Wakil Bupati Boyolali, Said Hidayat mengatakan, ada filosofi yang terkandung dalam ritual tersebut, yakni bagaimana manusian menselaraskan diri dengan alam. Dengan demikian, tercipta budaya yang akan menjaga kelestarian alam.  "Kegiatan ini juga mencerminkan semangat mencintai kebudayaan, mencintai ibu pertiwi," katanya. 

Tak sekedar dukungan moral untuk menjaga khazanah lokal masyarakat setempat, Pemkab juga memberikan dukungan dengan menjadikan ritual tersebut sebagai agenda resmi wisata di Boyolali. Tak heran, ratusan pelancong, baik lokal maupun mancanegara, menghadiri untuk menonton dan menyelami budaya lokal di wilayah kaki Merapi tersebut. (Gal)

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB