klaten

Kenaikan Harga Cabai Membuat Pedagang di Sukoharjo Menangis

Rabu, 24 Juli 2019 | 15:10 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pedagang meminta pada pemerintah turun tangan mengatasi masalah naiknya harga cabai. Sebab kondisi sekarang terjadi kenaikan signifikan dipicu karena faktor cuaca musim kemarau. Pasokan dari petani terbatas karena banyak tanaman cabai mati kekurangan air.

Pedagang Pasar Kartasura Joko Wandi, Rabu (24/7/2019) mengatakan, kenaikan harga cabai yang terjadi sekarang meresahkan tidak hanya masyarakat namun juga pedagang. Sebab harga naik signifikan hingga tembus Rp 70 ribu perkilogram.

Kenaikan harga cabai bahkan diprediksi Joko Wandi masih terjadi hingga Idul Adha mendatang. Sebab pada Agustus mendapat merupakan puncak kekeringan dampak dari kemarau panjang. Disaat ini semakin banyak tanaman cabai mati karena kekurangan air. Padahal kondisi sekarang sudah banyak petani gagal panen dan sangat berpengaruh pada stok dan kenaikan harga cabai.

“Pemerintah harus turun tangan membantu mengatasi masalah kelangkaan stok barang dan kenaikan harga cabai. Sekarang harga cabai tertinggi jenis cabai seret sampai Rp 70 ribu perkilogram. Sedangkan jenis lainnya masih dibawah itu namun juga tetap sudah mengalami kenaikan,” ujarnya.

Joko mengatakan, sebagai pedagang khawatir apabila masalah dibiarkan bisa membuat kenaikan harga cabai bisa diluar kendali. Hal itu seperti pernah terjadi beberapa tahun lalu dimana harga cabai tembus hingga Rp 90 ribu – Rp 100 ribu perkilogram. Kenaikan harga itu membuat masyarakat termasuk pedagang sangat kaget.

“Saya sendiri sebagai pedagang jelas trauma seperti beberapa tahun lalu harga cabai sangat mahal sehingga memberatkan masyarakat. Termasuk pedagang rugi karena sepi pembeli,” lanjutnya.

Pedagang Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo Tri Susilo mengatakan, pedagang tidak bisa menentukan harga sendiri karena sudah ditetapkan dari tingkat pengepul atau tengkulak. Sebab pedagang hanya bisa menerima barang dan menjualnya saja.

“Harga saat diambil pedagang dipengepul saja sudah tinggi. Kalau pedagang menjual dibawahnya jelas sangat rugi. Sekarang saja pedagang menjual sesuai harga pasaran sudah rugi karena sepi pembeli,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB