Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Sutarmo mengatakan, petugas melakukan pengecekan secara langsung baik kelengkapan administrasi izin, stok, harga dan ketepatan alat ukur meteran bahan bakar dengan uji tera ulang disejumlah SPBU. Dalam pemantauan tersebut Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo juga melibatkan tim dari balai metrologi legal. Tim ini baru saja terbentuk dan dimiliki resmi oleh Pemkab Sukoharjo. Mereka dilibatkan karena memiliki kelengkapan alat dan kebutuhan pengecekan lainnya.
“Kami pantau semua baik stok BBM di SPBU, distribusi dan termasuk melakukan uji tera pada alat ukur meteran bahan bakar,†ujarnya.
Untuk stok petugas ingin memastikan apakah BBM yang ada di SPBU masih memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk pada saat arus mudik dan balik Lebaran nanti. Selain itu juga berkaitan dengan distribusi apakah sudah tepat sasaran atau tidak.
“Khusus lagi berkaitan dengan uji tera ulang pada alat ukur meteran bahan bakar. Kami cek apakah takaran sudah tepat atau ada pelanggaran,†lanjutnya.
Untuk uji tera wajib dilakukan oleh pemilik SPBU setiap satu tahun sekali. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo juga akan melakukan uji tera secara mandiri setelah memiliki balai metrologi legal sendiri.
“Kami memantau sekarang dikhususnya di jalur mudik dan balik Lebaran. Jangan sampai pada saat hari pelaksanaan ada kekurangan stok dan pelanggaran takaran BBM,†lanjutnya.
Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo pada tahun lalu pernah menemukan pelanggaran di dua SPBU. Sebab alat metera tidak tepat dan mengurangi takaran penjualan BBM ke pembeli. Pemilik SPBU sudah mendapatkan peringatan tegas dari petugas untuk melakukan perbaikan.
“Kalau meteran sudah lama tidak dilakukan uji tera maka akan berpengaruh pada kualitasnya. Bisa saja terjadi pengurangan takaran atau takaran BBM di SPBU tidak tepat,†lanjutnya. (Mam)