klaten

Enam Orang Tewas Disengat Tawon

Rabu, 26 Desember 2018 | 16:15 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Terhitung sejak Januari - awal Desember 2018 ada enam orang tewas akibat sengatan tawon. Korban tersebut mendapatkan serangan tawon dan mengalami luka parah. Sedangkan jumlah pemusnahan sarang tawon sampai sekarang terhitung ada 312 buah tersebar disejumlah wilayah.

Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo Margono Rabu (26/12/2018), ada cukup banyak korban yang terkena sengatan tawon. Mereka ada yang mengalami luka ringan dan bisa sembuh setelah mendapat pengobatan. Namun ada juga yang tewas karena luka parah yang didapat.

Total ada enam orang tewas akibat terkena sengatan tawon disejumlah wilayah seperti di Kecamatan Nguter, Polokarto, Baki, Mojaban dan lainnya. Para korban tersengat setelah berusaha mengusir atau mengambil sarang yang ukurannya cukup besar.

Jumlah korban tewas akibat sengatan tawon paling banyak berada di Kecamatan Nguter dan Baki masing masing 2 orang. Sedangkan sisanya berasal dari Kecamatan Polokarto dan Mojolaban masing masing 1 orang.

"Korban ini sudah sempat ditolong keluarga dan warga setelah disengat tawon dan juga mendapat perawatan medis namun karena luka yang parah mereka akhirnya meninggal dunia. Pada saat kejadian bermaksud mengusir tawon yang bersarang di rumah korban mungkin karena merasa terganggu maka tawon tersebut menyerang," ujarnya.

Damkar Satpol PP Sukoharjo meminta kepada warga apabila menemukan sarang tawon berukuran besar dan berbahaya maka dipersilahkan melapor ke petugas dan meminta bantuan. Sebab untuk melakukan pemusnahan membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus untuk menghindari sengatan tawon.

Data dari Damkar Satpol PP Sukoharjo diketahui selama satu tahun terakhir ada 312 buah tersebar disejumlah lokasi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti pada tahun 2017 ada 99 buah.

"Rata rata sarang tawon yang kami musnahkan berukuran sebesar kepala manusia dewasa. Ukuran tawonnya sendiri cukup besar dan bergerombol. Sehingga saat menyerang manusia sangat membahayakan," lanjutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB