SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Petani menikmati hasil panen padi melimpah dengan harga gabah tinggi masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700 perkilogram. Gabah kering panen petani sekarang dihargai pada kisaran Rp 4.000 perkilogram - Rp 4.200 perkilogram. Ada yang lebih rendah Rp 3.900 perkilogram akibat serangan hama tikus.Â
Petani Desa Geneng, Kecamatan Gatak Ratno, Senin (17/9) mengatakan, panen padi pada musim tanam II (MT II) sangat melegakan petani karena hasilnya bagus dan melimpah. Hal tersebut terjadi karena faktor masih adanya jaminan ketersediaan air dan cuaca panas. Selain itu juga kemudahan mendapatkan pupuk dan rendahnya ancaman serangan hama.
Ratno mengaku, MT II memang jadi andalan petani untuk mengenjot produksi dan menaikan keuntungan. Sebab disaat ini ancaman banjir akibat hujan dan padi roboh karena angin kencang tidak ada. Selain itu juga melimpahnya panen padi karena ada beberapa petani yang memilih menanam palawija dibandingkan padi. Kondisi tersebut membuat hasil panen padi dihargai tinggi karena stok dipasaran tidak sampai berlebih.
Hasil panen padi petani langsung dijual dan sudah ada pembeli langganan yang biasa membeli langsung datang ke sawah. Harga gabah kering panen petani sekarang masih lebih tinggi dibandingkan HPP.
"Harga gabah sekarang bervariasi tergantung kondisinya. Tapi yang jelas masih lebih tinggi dari HPP Rp 3.700 perkilogram. Gabah saya laku Rp 4.200 perkilogram karena kondisinya memang bagus. Tapi ada juga petani lain hanya laku Rp 3.900 perkilogram karena ada yang rusak diserang hama tikus," ujar Ratno.
Petani asal Desa Pondok, Kecamatan Grogol Sobrin mengatakan, lega bisa panen padi pada pertengahan September. Sebab kondisi sekarang masih kemarau dan gabah yang didapat berkualitas baik serta tidak rusak. Gabah yang dipanen laku terjual dengan harga Rp 4.000 perkilogram. (Mam)